Imran mengaku tidak masalah harus membayar kepada warga yang berjaga di jembatan itu karena mereka telah membangun jembatan darurat dan ikut membantu warga yang akan lewat. Namun, kata dia, harga yang dipatok terlalu besar.
“Tidak apa-apa kita juga mengerti, tapi kalau bisa harganya turun sedikit, setengah lah,” katanya.
Warga lainnya, Ferdi mengaku sudah dua kali melintas di jembatan itu dan harus membayar ongkos yang mahal supaya sepeda motornya bisa lewat.
Baca juga: Nelayan di Maluku Selamat Setelah Terombang-ambing Selama 8 Jam, Begini Kondisinya...
“Kalau saya sudah dua kali, kemarin dulu saya juga dengan istri mau ke Piru dan lewat situ kita juga bayar Rp 50.000,” katanya.
Dia khawatir kondisi tersebut akan berlangsung lama.
“Kalau satu dua hari tidak apa-apa tapi kalau sampai kondisi ini bertahan lama maka ini akan merugikan kita apalagi setiap saat kita bolak-balik di situ,” katanya.
Baca juga: Jembatan Waimala yang Putus Belum Bisa Dilewati, Transportasi Darat di Pulau Seram Masih Lumpuh
Ia meminta pemerintah segera membangun jembatan darurat yang lebih baik agar sepeda motor bisa lewat dengan aman dan tidak ada lagi warga yang dipungut biaya.
“Harapan kita pemerintah segera bangun jembatan apa itu permanen atau jembatan darurat untuk sementara agar kita bisa lewat dengan tenang dan kita tidak perlu lagi membayar, kasihan banyak warga yang lewat harus bayar,” ungkapnya.
Baca juga: Banjir Hancurkan TPU di Seram Bagian Timur, 60 Jasad Hanyut ke Laut