YOGYAKARTA, KOMPAS.com-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati, mengajak perempuan untuk berani berbicara ketika ada kasus kekerasan terhadap anaknya.
Hal ini disampaikannya saat disinggung kasus viral salah satu lembaga pendidikan yang pengasuhnya memperkosa dan menghamili anak didiknya.
"Tapi kasus kemarin kita mengapresiasi setinggi-tingginya ya, kita harapkan perempuan-perempuan, ibu-ibu, perempuan sebagai ibu harus sensitif melihat perubahan anaknya, kalau kita melihat kasus yang viral kemarin ini kan karena sensitifnya ibu. kemudian berani speak up akhirnya kasus ini terungkap," kata Bintang saat berkunjung ke Pondok Pesantren Ansorullah di Kalurahan Logandeng, Playen, Senin (20/12).
"Kasus ini terungkap menyelematkan anak lainnya yang di sana, saya mengapresiasi setinggi tingginya harapannya ke depan masyarakat berani berbicara ketika mengalami melihat dan mendengarnya," kata dia.
Baca juga: Menteri PPPA Dorong Hukuman Kebiri terhadap Herry Wiryawan
Selain itu pihaknya menyediakan call center sahabat perempuan dan anak dengan nomor 129.
Menurut Bintang, kasus di lembaga pendidikan yang bermasalah hanya sedikit, masih banyak lembaga pendidikan yang baik sehingga masyarakat tidak perlu khawatir berkaitan dengan pendidikan dari anak-anak.
Pihaknya mendorong pendidikan disiplin positif di pendidikan berasrama berbasis agama agar memberikan rasa aman dan nyaman, bagi anak-anak agar tidak terjadi kekerasan dan bebas eksploitasi.
Hal itu sudah lama berjalan bekerja sama dan koordinasi dengan Kementerian Agama.
Diklaimnya upaya itu untuk pencegahan kekerasan dan eksploitasi terhadap anak di lingkungan pendidikan berasrama.
"Tapi memang butuh penegasan lagi agar monitoring dan evaluasi terus dilakukan agar fungsi lembaga pendidikan dapat memberikan tempat aman dan nyaman bagi anak-anak dalam mengenyam pendidikan serta bebas dari kekerasan dan eksploitasi," kata Bintang.
Baca juga: Menteri PPPA: Jangan Buka Identitas Santriwati Korban Pemerkosaan
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyambut baik kedatangan Menteri Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak ke Gunungkidul.
Pihaknya menyatakan komitmennya untuk membantu pemerintah pusat dalam upaya pencegahan terhadap kekerasan anak di lingkungan sekolah berasrama.
“Kami pilih ponpes ini (Ansorullah) juga sebagai upaya membuktikan bahwa kasus kekerasan di lingkup Ponpes tidak ada," kata Sunaryanta.
Pengasuh Pondok Pesantren Ansorullah, Ahmad Fauzan mengakui sempat ada pelaporan kasus kekerasan dari mantan santrinya, tetapi hal itu ternyata tidak terbukti.
Baca juga: Bertubi-tubi Kasus Kekerasan Seksual Terjadi, Ini Respons Menteri PPPA
Pihaknya berupaya mengurangi risiko kekerasan pada anak dilakuan dengan mengurangi jarak maupun sekat dengan para santri.
“Saya tidak mau ada jarak jadi tidak memakai kata ustaz karena santri memanggil dengan sebutan abi (ayah dalam bahasa arab),” kata Fauzan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.