Korban bercerita saat datang ia diminta duduk di bangku yang behadapan dengan dosen.
Baca juga: Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi Unsri oleh Dosen, Terlapor Akan Diperiksa Polda Sumsel
"Saya duduk di sini, dia duduk di sana," katanya sembari mempraktekan posisi di mana ia duduk berhadapan dengan oknum yang diperagakan oleh salah seorang polisi.
Pelaksanaan olah TKP sendiri berlangsung mengharukan. Berulang kali korban menutup muka dengan tangan meski wajahnya sudah tertutup kerudung warna hitam sembari meminta jangan direkam.
"Jangan direkam, jangan direkam," teriak korban sambil menangis.
Polisi terpaksa menenangkan korban supaya mau melanjutkan olah TKP.
Korban kembali menangis saat mempraktekkan pelaku memintanya memegangi kemaluannya dan menariknya ke sofa yang ada di sudut ruangan.
"Pelaku memaksa korban memegang kemaluannya hingga orgasme, pelaku juga sempat membersikan tangan korban yang penuh bekas sperma dengan menggunakan tisu," kata Kompol Masnoni.
Menurutnya peristiwa tersebut terjadi pada pagi hari, sekitar pukul 9 pagi.
"Ya mereka di dalam ruangan ini antara 12-15 menit," tambah Masnoni.
Ia juga mengatakan salah satu bukti pelecehan seksual adalah percakapan WhatsApp yang berisi kata-kata cabul.
Baca juga: Tangis Korban Warnai Olah TKP Dugaan Pelecehan Seksual Dosen Unsri
"Terlapor mengajak korban untuk berhubungan badan. Kata-kata di chat itu juga seakan merendahkan martabatnya. Korban ada dua, pelakunya satu, oknum dosen juga," ujar Masnoni.
Tak hanya DR, masih ada 2 mahasiswi lain yang mengalami pelecehan seksual secara verbal.
Awalnya terduga pelaku disebut staf kampus Unsri. Namun belakangan diketahui pelaku adalah seorang dosen.
"Kedua korban ini dilecehkan oleh terlapor dengan mengumbar kata-kata tak pantas dan cabul,"ujar Masnoni.
Baca juga: Hasil Olah TKP Kasus Pelecehan Seksual Mahasiswi Unsri, Dosen Paksa Korban Pegang Kemaluannya
Namun, Masnoni enggan memberikan keterangan detil inisial para korban dan telapor dengan alasan privasi.