Anggota Wanadri angkatan Topan Rimba itu pun mulai menjajaki kerjasama dengan sejumlah pedagang di Pasar Induk Segamas Purbalingga.
Dari lapak sayur-mayur, ayam potong, bumbu dapur hingga buah dan kudapan tradisional, pelan-pelan diberi edukasi tentang konsep Beceran dan pola transaksi masa depan.
“Beceran ini sistemnya preorder, pemesanan ditutup sampai pukul 21.00 malam, besoknya barang belanjaan baru diantar ke rumah pelanggan,” ujarnya.
Baca juga: Cara Hotel di Blitar Bertahan di Tengah Pandemi, Buka Layanan Cuci Mobil hingga Tes Covid-19
Benar saja, saat pertama kali dirilis, Beceran langsung kebanjiran order. Padahal saat itu promosi hanya dilakukan melalui jejaring media sosial Instagram dan pesan siaran Whatsapp.
“Hingga kini Beceran makin dikenal luas, tapi kami masih batasi transaksi setiap hari hanya 40 order,” katanya.
Alasan utama Ikrom membatasi transaksi karena ingin mempertahankan kualitas pelayanan Beceran.
“Sebelum dikirim ke pelanggan, semua sayur kami kemas ulang dan sebagian ada yang kami cuci dulu, jadi sampai di pelanggan bisa langsung masuk kulkas atau langsung dimasak,” terangnya.
Baca juga: Dieng Culture Festival di Tengah Pandemi Covid-19, Digelar Sederhana dengan Virtual Hybrid
Selain praktis, keuntungan belanja di Beceran adalah harganya yang stabil dan waktu kirim yang konsisten dimulai pukul 06.30 WIB.
“Kami menerapkan subsidi silang untuk beberapa produk sayur yang harganya fluktuatif. Seperti kemarin harga cabai sempat meroket, di kami harganya tetap, tutup kekurangannya dari selisih harga produk lain,” ujarnya.
Ikrom menjelaskan, Beceran melayani pesan antar dalam radius 15 kilometer dari Pasar Segamas Purbalingga dengan tarif reguler Rp 10.000.
Jika jarak pengiriman melebih radius yang ditentukan, maka pelanggan akan dikenai biaya tambahan sebesar Rp 1.500 per kilometer dengan radius maksimal 20 kilometer.
"Beceran menyediakan tiga metode pembayaran yakni cash on delivery (COD), transfer rekening bank atau QRIS dan top up saldo di aplikasi," terangnya.
Baca juga: Bertahan di Tengah Pandemi, PT Kahatex Tak PHK 55.000 Karyawannya
Kini startup Beceran yang dibangun Ikrom sudah menghidupi sedikitnya enam orang karyawan. Mereka bekerja sebagai kurir dan tenaga operasional.
“Omzet Beceran setiap kuartal kami target naik 25 persen. Di awal tahun omzet kami masih Rp 26 juta per bulan, saat ini sudah tumbuh menjadi Rp 40 juta per bulan,” ujarnya.
Ke depan, Ikrom berencana untuk memperluas kerja sama digital bukan hanya untuk pedagang pasar di hilir tapi langsung kepada petani di hulu.
Selain itu, skema ekspansi juga tengah disusun agar layanan Beceran dapat mengudara bukan hanya di Banyumas Raya tapi seluruh kota di Jawa Tengah.