Jembatan merah adalah jembatan yang menghubungkan antara Jalan Rajawlai dengan Jalan Kembang Jepun, sisi utara Surabaya.
Kawasan Jembatan Merah adalah daerah perniagaan yang mulai berkembang sebagai akibat dari Perjanjian Paku Buwono II dari Mataram dengan VOC pada 11 November 1743.
Sata itulah, Seurabaya berada sepenuhnya dalam kekuasaan Belanda.
Jembatan Merah mmenjadi salah satu monumen sejarah di Kota Surabaya.
Jembatan merah berperan penting saat perperangan karena masyarakat Surabaya saat itu bertahan di kawasan Jembatan Merah untuk melawan tentara Belanda dan Sekutu.
Baca juga: Tugu Pahlawan, Jejak Pertempuran 10 November di Surabaya
Sesaat setelah Pasukan Sekutu mendarat di Tanjung Perak, mereka langsung menguasai gedung ini dan menjadikannya markas Tentara Sekutu.
Kala itu, gedung ini bernama Internatio Willamplein.
Gedung ini memiliki peran penting yang memicu perang di Surabaya.
Banyak orang yang mengira, Mallaby tewas di Jembatan Merah, tapi sebenarnya peristiwa ini terjadi di sekitar area Gedung Internatio yang dibangun tahun 1920.
Kematian Mallaby menjadi awal meletusnya pertempuran 10 November 1945. Pada tanggal 23-3- Oktober 1945, gedung ini dikepung pejuang-pejuang Surabaya.
Baca juga: Peringatan Hari Pahlawan, Polisi Manyar Kenang Sosok Almarhum Wissriadi, Siapa Dia?
Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Tinggi monumen Tugu Pahlawan adalah 41,15 meter dan berbentuk seperti lingga atau paku terbalik.
Monumen ini dibangun dengan bentuk lengkungan-lengkungan sejumlah 10 lengkungan yang terbagi atas 11 ruas.
Bentuk bangunan dari Tugu Pahlawan ini memiliki makna tersirat yaitu tinggi, ruas, dan lengkungannya mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945 yang mengartikan tragedi 10 November 1945 yang bersejarah.
Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1952.
Baca juga: Ganjar Pranowo Mengusulkan Pocut Meurah Intan Jadi Pahlawan Nasional