KOMPAS.com - Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November, tak bisa dilepaskan dari Kota Surabaya, Jawa Timur.
Hari Pahlawan ditetapkan setelah terjadi pertempuran besar di Surabaya antara masyarakat Surabaya dan tentara Inggris.
Salah satu pemicu terjadinya pertempuran berdarah ini yaitu tewasnya Brigadir J Mallaby, pimpinan tentara Inggris di wilayah Jawa Timur.
Kematian Mallaybu memicu kemarahan pihak Inggris dan mereka menerbitkan ultimatum besar pada 10 November 1945.
Baca juga: Semanggi Suroboyo, Sisi Lain Kota Surabaya yang Terlupakan
Salah satu isinya adalah meminya rakyat Indonesia untuk menyerahkan seluruh persenjataan dan berhenti melakukan perlawanan pada tentara Inggris.
Tenggang waktu ultimatum itu berlaku hingga 10 November 1945 pukul 06.00 WIB. Jika diabaikan makan Inggris akan menyerbu Kota Surabaya dari berbagai arah.
Namun ultimatum itu diabaikan dan terjadilah perang besar di Surabaya yang berlangsung selama 3 minggu.
Kala itu banyak warga sipil yang menjadi korban. Perang tersebut adalah perang besar pertama melawan tentara asing setelah Proklamasi pada 17 Agustus 1945.
Perang tersebut menjadikan Surabaya dikenal dengan Kota Pahlawan dan pemerintah pun menetapkan pertempuran 10 November 1945, menjadi Hari Pahlawan.
Baca juga: Mengenal Gedung Singa Algemeene, Cagar Budaya Surabaya yang Kini Dijual, Ada Sejak Tahun 1901
Dan berikut 7 bangunan bersejarah di Kota Surabaya:
Hotel yang dobangun tahun 1910 itu dulunya bernama LMS, lalu Hotel Oranje dan kemudian berganti menjadi Hotel Yamato dan Hotel Hoteru.
Pada 19 September 1945 terjadi Insiden Bendera di hotel tersebut.
Insiden bendera bermula saat sekelompok orang Belanda yang dipimpin Mr. Ploegman mengibarkan bendera Merah Putih Biru di puncak sebelah kanan hotel.
Kemudian para pejuang Indonesia bernama Hariyono dan Koesno Wibowo melakukan perobekan warna biru pada bendera Belanda.
Hingga bendera yang terpajang pada saat itu menjadi merah putih atau menjadi warna bendera Republik Indonesia. Insiden bendera itu juga mengakibatkan terbunuhnya Mr. Ploegman.
Baca juga: Hari Pahlawan, Kisah Hotel Majapahit Surabaya yang Legendaris