Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pahlawan, Ini 7 Bangunan Bersejarah di Surabaya

Kompas.com - 10/11/2021, 07:20 WIB
Rachmawati

Editor

6. Gedung Grahadi

Gedung ini dibangun tahun 1795, tempat tinggal Dirk van Hogendoorp, seorang penguasa Jawa bagian timur (Gezahebber van Hat Oost Hoek).

Tahun 1799-1809 gedung ditempati Fredrik Jacob Rothenbuhler.

Pada tahun 1810 masa pemerintahan Herman William Deandels bangunan ini direnovasi menjadi empire style atau Dutch Collonial Villa.

Dikutip dari Kemdikbud.go.id, gaya ini merupakan arsitektur neo klasik Perancis yang dituangkan secara bebas di Indonesia sehingga menghasilkan gaya Hindia Belanda bercotra kolonial.

Baca juga: Sebelum Jadi Cagar Budaya, Rumah Gubernur Jenderal VOC Sempat Akan Dibongkar

Tahun 1870 digunakan untuk rumah Residen Surabaya. Pada masa pemerintahan Jepang digunakan untuk rumah Gubernur Jepang (Syuuchockan Kakka). Sekarang digunakan sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Timur.

Luas tanah Grahadi 16.284 meter persegi, di tepi kalimas.

Sebelum dimiliki pemerintah, tanah ini milik seorang Tionghoa dan dibeli pemerintah dengan ganti rugi segobang atau 2,5 sen.

Pembangunan gedungnnya dilakukan pada tahun 1795 dengan menghabiskan dana 14.000 ringgit.

Baca juga: TACB Kaji Rumah Menlu Pertama RI Achmad Soebardjo Jadi Cagar Budaya

7. Penjara Kalisosok

Eks Penjara Kalisosok yang ada di Jalan Kasuari, Surabaya, Jawa Timur, direkomendasikan untuk jadi wisata sejarah terintegrasi.KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Eks Penjara Kalisosok yang ada di Jalan Kasuari, Surabaya, Jawa Timur, direkomendasikan untuk jadi wisata sejarah terintegrasi.
Eks Penjara Kalisosok yang ada di Jalan kasuari, Surabaya merupakan bangunan cagar budaya.

Pada masa pendudukan Jepang sekitar tahun 1943 hingga 1940, banyak pejuang yang dipenjara di Kalisosok.

Sejumlah pejuang Indonesia yang konon pernah merasakan pengapnya penjara Kalisosok adalah tokoh Muhammadiyah, KH Mas Mansur, WR Supratman, dan HOS Tjokroaminoto, pendiri Sarekat Islam hingga Cak Durasim.

Baca juga: Ahli Cagar Budaya Rekomendasikan Eks Penjara Kalisosok Jadi Wisata Sejarah Kota Lama, Ini Alasannya

Di jaman orde baru, penjara penjara yang ditutup pada 2000 itu juga menjadi tempat tahanan politik. Banyak di antara mereka, sebelum dibuang ke Pulau Buru atau Nusakambangan, harus mendekam dan mendapatkan penyiksaan di Kalisosok.

Penjara ini dibangun oleh Belanda pada 1 September 1808 dengan biaya sekitar 8.000 gulden.

Penjara ini menjadi lokasi yang sangat meyeramkan kala itu karena ketatnya penjagaan dan beberapa kamar yang sangat sempit. Bahkan disebutkan jika beberapa tahanan diberi bandul  bola besi di kaki agar tidak lari.

Eks penjara di atas lahan seluas 3,6 hektar itu pernah ditawarkan kepada publik melalui situs jual beli rumah pada September 2009..

Di situs itu tertulis "Dijual cepat tanah 3,6 hektare di Kalisosok Surabaya (bekas penjara), strategis untuk mal, pertokoan, kompleks ruko, dan pusat perbelanjaan. Harga 3,5 juta/m2, nego, BU (butuh uang)".

Bila dikalkulasi, maka harga secara keseluruhan yang dipatok untuk lahan itu Rp 126 miliar.

Baca juga: Cagar Budaya Kalisosok Ditawarkan lewat Situs Jual Beli Rumah

SUMBER: KOMPAS.com, Tribunnews.com, TribunJatim.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com