Gedung Siola yang dibangun tahun 1877 adalah gedung bersejarah di Kota Surabaya. Gedung ini dibangun pertama kali oleh investor kebangsaan Inggris bernama Robert Laidlaw.
Ia juga merupakan pemilik Whiteaway Laidlaw & Co, perusahaan ritel besar dunia saat itu.
Ketika itu, gedung tersebut dibangun sebagai pusat perkulaan dengan nama "Het Engelsche Warenhuis" atau Toko Serba Ada Inggris.
Masa jaya keluarga Whiteaway Laidlaw di bidang perdagangan berakhir pada 1935, saat pendirinya meninggal dunia.
Tahun 1935, saat Jepang masuk ke Surabaya, gedung tersebut diambil alih oleh pengusaha Jepang dan diganti namanya menjadi Toko Chiyoda.
Toko Chiyoda adalah toko tas dan koper terbesar di Surabaya kala itu. Karena populer, banyak orang yang juga membuka toko tas dan koper di sekitar toko tersebut.
Masa jaya Chiyoda berakhir tak lama setelah Jepang menyerah kalah pada sekutu. Toko Chiyoda pun ditutup, dan gedung pun menjadi kosong.
Baca juga: Mengenal Gedung Singa Algemeene, Cagar Budaya Surabaya yang Kini Dijual, Ada Sejak Tahun 1901
Saat perang pada November 1945, Gedung Chiyoda digunakan sebagai markas dan basis pertahanan rakyat Surabaya dari gempuran pasukan sekutu.
Gedung itupun akhirnya dijadikan sasaran tembakan tank-tank pasukan sekutu hingga membuatnya rusak dan terbakar.
Setelah perang berakhir, gedung tersebut dibiarkan menjadi gedung rusak dan tak terurus.
Hingga pada tahun 1950, Presiden Soekarno mengambil ali gedung tersebut menjadi aset Pemkot Surabaya.
Baca juga: Rumah Dokter Peninggalan Belanda Ini Jadi Cagar Budaya di Kota Metro