Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil dan Sejarah Kota Batu, Dikenal Sebagai Tempat Peristirahatan Keluarga Kerajaan

Kompas.com - 06/11/2021, 05:25 WIB
Rachmawati

Editor

Sebagai tempat peristirahatan keluarga raja

Dikutip dari batukota.go.id, sejak abad ke-10, wilayah Batu dan sekitarnya telah dikenal sebagai tempat peristirahatan bagi kalangan keluarga kerajaan.

Batu dipilih karena masuk kawasan pegunungan dengan udara yang sejuk dan memiliki keindahan pemandangan alam khas daerah pegunungan.

Kala itu saat Raja Sindok memimpin , seorang petinggi Kerajaan bernama Mpu Supo diperintah Sang Raja untuk membangun tempat peristirahatan keluarga kerajaan di pegunungan yang di dekatnya terdapat mata air.

Baca juga: Rute, Harga Tiket, dan Aktivitas Wisata di Tempat Wisata Sekitar Songgoriti

Dengan upaya yang keras, akhirnya Mpu Supo menemukan suatu kawasan yang sekarang lebih dikenal sebagai kawasan Wisata Songgoriti.

Atas persetujuan Sang Raja, Mpu Supo yang konon kabarnya juga sakti mandraguna itu mulai membangun kawasan Songgoriti sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan.

Di lokasi tersebut juga dibangun sebuah candi yang diberi nama Candi Supo.

Seperti permintaan Sang Raja, tempat peristirahatan itu dilengkapi dengan sumber mata air yang sejuk.

Baca juga: 8 Tempat Wisata Sekitar Songgoriti di Kota Batu, Candi sampai Onsen

Mata air dingin tersebut sering digunakan mencuci keris-keris yang bertuah sebagai benda pusaka dari Kerajaan Sendok.

Karena sering digunakan untuk mencuci benda-benda kerajaan yang bertuah dan mempunyai kekuatan supranatural yang maha dasyat, maka sumber mata air yang semula terasa dingin dan sejuk akhirnya berubah menjadi sumber air panas.

Sumber air panas itu pun sampai saat ini menjadi sumber abadi di kawasan Wisata Songgoriti.

Baca juga: Wisata ke Sekitar Songgoriti, Wisata Budaya sampai Mandi Air Panas

Asal-usul nama Batu

Foto kendaaraan untuk pos di Batu yang diambil tahun 1930Leiden University Libraries Foto kendaaraan untuk pos di Batu yang diambil tahun 1930
Sampai saat ini belum diketahui kepastiannya tentang kapan nama “Batu” mulai disebut untuk menamai kawasan peristirahatan tersebut.

Namun dari cerita tutur masayarakat sekitar, sebuta Batu berasal dari seorang ulama pengikut Pangeran Diponegoro. Ia bernama Abu Ghonaim atau dikenal dengan nama Kyai Gubuk Angin.

Dikutip darii buku Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe yang ditulis Zaenuddin HM, Sang Kyai berasal dari Jawa Tengah.

Ia meninggalkan tanah kelahirannya dan pindah ke kaki Gunung Panderman untuk menghindari pengejaran serdadu Belanda.

Baca juga: Kota Batu Dilanda Banjir, Ini Penjelasan Ahli mengenai Penyebabnya

Oleh masyarakat setempat, Sang Kyai akrab dipanggil Mbah Wastu. Ia membaur dengan masyarakat sekitar dan memulai kehidupan baru.

Ia juga menyampaikan ajaran yang diperoleh selama mengikuti Pangeran Diponegoro.

Akhirnya banyak warga yang berdatangan dan menetap untuk menuntut ilmu serta belajar agama ke Mbah Wastu.

Kultur Jawa sering memperpendek dan mempersingkat mengenai sebutan nama seseorang yang dirasa terlalu panjang.

Baca juga: 4 Tempat Makan Ketan di Kota Batu, Tidak Hanya Pos Ketan Legenda 1967

Penyingkatan penyebutannya dilakukan agar lebih cepat bila jika memanggil seseorang. Hal tersebut juga dilajukan saat memanggil Mbah Wastu.

Lambat laun sebutan Mbah Wastu dipanggil Mbah Tu menjadi Mbatu atau Batu yang kemudian digunakan untuk nama sebuah kota dingin di Jawa Timur.

Swiss kecil di Pulau Jawa

Foto jalan dari Malang ke Batu yang diambil antara tahun 1901-1902Leiden University Libraries Foto jalan dari Malang ke Batu yang diambil antara tahun 1901-1902
Pada awal abad ke-19, Kota Batu sudahberkembang dan menjadi aerah tujuan wisata, khususnya orang-orang Belanda.

Mereka membangun tempat peristirahatan bahkan bermukim di wilayah Batu. Hingga saat ini masih banyak ditemukan situs dan bangunan peninggalan pemerintahan Hindia Belanda.

Begitu kagumnya Belanda pada Kota Batu hingga mereka mensejajarkan Kota Batu dengan sebuah negara di Eropa yakni Switzerland dan memberikan predikat sebagai De Klein Switzerland atau "Swis Kecil di Pulau Jawa".

Keindahan panorama di Kota Batu bahkan memikat The Father Foundation of Indonesia. Setelah perang kemerdekaan, Bung Karno dan Bung Hatta berkunjung dan beristirahat di kawasan Selecta, Batu.

Ada beberapa tempat wisata di Batu seperti wisata gua di Cangar dan Tlekung, air terjun Coban Rais dan Coban Talun, Songgoriti dan Selecta, Kusuma Agrowisata, Taman Hutan Rakyat R Soerjo dan Gunung Panderman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com