Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ungkap Peretasan Aplikasi Perbankan Bermodus Social Engineering

Kompas.com - 05/11/2021, 17:09 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY) mengungkap peretasan aplikasi perbankan dengan modus social engineering.

Pelaku yang berinisial LG sudah menggasak uang sebanyak Rp 509 juta dari rekening korban.

Direktur Kriminal Khusus Polda DIY AKBP Roberto Gomgom Manorang Pasaribu menjelaskan, pelaku berpura-pura sebagai sebagai customer service (CS).

"Pelaku menelpon menyamar sebagai CS dan melakukan bujuk rayu kepada korban. Target secara acak pelaku menduga-duga apakah korban memiliki rekening atau tidak," jelas Roberto di Mapolda DIY, Jumat (5/11/2021).

Baca juga: Rekening Pedagang Gula di Madiun Diblokir, Pihak Bank Temukan Indikasi Jadi Rekening Penampung Penipuan

Pelaku memperdaya korban berinisial PS pada 10 September 2021. PS adalah nasabah salah satu bank swasta yang pada saat itu sedang menemani keluarganya berobat di rumah sakit.

Saat sedang menemani keluarga berobat gawai milik PS berdering, PS ditelepon oelh nomor asing dengan kode +1(501) 2893989.

Saat telepon dijawab PS, orang dalam sambungan telepon itu mengaku sebagai CS bank, dan dengan alibi memberitahukan bahwa aplikasi kepunyaan korban dalam perbaikan.

"Pelaku ini memberitahu PS bahwa aplikasi M-BCA ada perbaikan pada fiturnya dan meminta biaya perbaikan dan top up," kata dia.

Saat mendengar itu korban berencana untuk menutup aplikasi miliknya karena dalam perbaikan diminta biaya senilai Rp 300.000. Korban memiliki tiga rekening.

Baca juga: 251 Orang Jadi Korban Penipuan Modus Investasi di Natuna

Pelaku lantas menyampaikan akan membantu korban menutup aplikasi, kemudian tiga nomor rekening milik korban disebutkan.

"Tiba-tiba muncul sms ada one time password (OTP). OTP adalah kode akses yang dimiliki pada aplikasi dimana aplikasi itu bisa diakses atau tidak berdasarkan kode otoritasi," jelasnya.

Setelah dibujuk sebanyak tiga kali, dan korban pada saat itu sedang panik karena mengantar keluarga ke rumah sakit.

Korban lantas mentransfer kode OTP kepada pelaku.

"Tak lama berselang korban mendapatkan pemberitahuan melalui sms bahwa transaksi berhasil. Pelaku sudah mengetahui kelemahan korbankarena sudah mengirimkan OTP," kata dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Trauma, Karyawan Penyandang Disabilitas yang Diperkosa Pemilik Warung Coto di Makassar Didampingi Petugas

Trauma, Karyawan Penyandang Disabilitas yang Diperkosa Pemilik Warung Coto di Makassar Didampingi Petugas

Regional
Umat Buddha Sakralkan Air Suci Waisak di Candi Mendut Magelang

Umat Buddha Sakralkan Air Suci Waisak di Candi Mendut Magelang

Regional
Menjaga Keadilan, Keluarga Korban Tolak Pembongkaran Pintu 13 Stadion Kanjuruhan

Menjaga Keadilan, Keluarga Korban Tolak Pembongkaran Pintu 13 Stadion Kanjuruhan

Regional
Candi Mendut: Fungsi, Sejarah, serta Relief dan Arc

Candi Mendut: Fungsi, Sejarah, serta Relief dan Arc

Regional
Sri Ditemukan Tinggal Kerangka, Keluarga Masih Terima WA dari Orang yang Mengaku Dia

Sri Ditemukan Tinggal Kerangka, Keluarga Masih Terima WA dari Orang yang Mengaku Dia

Regional
Harga Terus Anjlok, Petani Rumput Laut di Nunukan Terancam Gulung Tikar

Harga Terus Anjlok, Petani Rumput Laut di Nunukan Terancam Gulung Tikar

Regional
Polisi Terapkan Satu Arah ke Jakarta, Arus Kendaraan Menuju Puncak Disetop Sampai Pukul 16.30 WIB

Polisi Terapkan Satu Arah ke Jakarta, Arus Kendaraan Menuju Puncak Disetop Sampai Pukul 16.30 WIB

Regional
Cerita Lucu Calon Jemaah Haji asal Majalengka, Minta Turun Pesawat karena Belum Kasih Makan Ayam

Cerita Lucu Calon Jemaah Haji asal Majalengka, Minta Turun Pesawat karena Belum Kasih Makan Ayam

Regional
5 Hektare Lahan Gambut di Kawasan Ring 1 Bandara Syamsudin Noor, Kalsel, Terbakar

5 Hektare Lahan Gambut di Kawasan Ring 1 Bandara Syamsudin Noor, Kalsel, Terbakar

Regional
Masa Kejayaan Kerajaan Cirebon dan Rajanya

Masa Kejayaan Kerajaan Cirebon dan Rajanya

Regional
Hirup Gas Beracun, Seorang Buruh Tewas Saat Bersihkan Sumur Warga di Lubuklinggau Sumsel

Hirup Gas Beracun, Seorang Buruh Tewas Saat Bersihkan Sumur Warga di Lubuklinggau Sumsel

Regional
Diduga Alami Kebocoran, KMP Jembatan Musi 1 yang Angkut 43 Penumpang Terpaksa Putar Balik

Diduga Alami Kebocoran, KMP Jembatan Musi 1 yang Angkut 43 Penumpang Terpaksa Putar Balik

Regional
Ditemukan Tinggal Kerangka, Wanita di Sambas Terakhir Pergi Tak Pamit Keluarga

Ditemukan Tinggal Kerangka, Wanita di Sambas Terakhir Pergi Tak Pamit Keluarga

Regional
Siti Rawat dan Biayai Anak Majikan dari Taiwan yang Down Syndrome, Alasannya Sayang dan Amanah

Siti Rawat dan Biayai Anak Majikan dari Taiwan yang Down Syndrome, Alasannya Sayang dan Amanah

Regional
320 Guru Honorer yang Lolos PPPK di Situbondo Terancam Tak Diangkat Jadi ASN, Kok Bisa?

320 Guru Honorer yang Lolos PPPK di Situbondo Terancam Tak Diangkat Jadi ASN, Kok Bisa?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com