Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Edy Rahmayadi: Data Covid-19 di 4 Daerah di Sumut Amburadul

Kompas.com - 10/09/2021, 17:51 WIB
Kontributor Medan, Daniel Pekuwali,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menyebutkan data Covid-19 di beberapa daerah di Sumatera Utara masih amburadul alias kacau. Setidaknya ada empat daerah yang sampai saat ini masih dinilai bermasalah.

Daerah yang datanya masih bermasalah tersebut yakni Kota Medan, Sibolga, Pematangsiantar dan Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

"Medan, Sibolga, Madina dengan Siantar kacau ini. Yang lain tidak kacau, tapi masih ada perselisihan, tapi limitnya masih dibawah sehingga tidak mendongkrak," kata Edy di rumah dinasnya di Medan, Jumat (10/9/2021).

Baca juga: Edy Rahmayadi: Kucilkan Orang yang Tidak Pakai Masker

Akibatnya, pihaknya sampai saat ini kewalahan membuat sinkronisasi data dari daerah dengan provinsi. Hal itu juga yang ditengarai menyebabkan data Covid-19 di Sumut belum rapih.

Akibatnya, saat ini Sumut selalu bertengger di lima besar penambahan kasus Covid-19 harian tertinggi di Indonesia. Bahkan sempat menyentuh posisi kedua.

Edy mengaku lelah dengan kondisi demikian. "Capek sekali, sampai tadi malam ini aku berbicara soal data," ungkapnya.

Baca juga: Jokowi Beri Rapor Merah Penanganan Covid-19 di Sumut, Begini Reaksi Gubernur Edy Rahmayadi

Berbasis digital saja masih salah input...

Edy mengatakan, pendataan kasus Covid-19 yang seharusnya berbasis digital namun masih terdapat kekeliruan.

Dia mencontohkan di Kabupaten Madina, yang mana mertua dan adik istri bupati tercatat sebagai pasien meninggal. Padahal kedua orang tersebut masih hidup.

"Ketika dicek, ini masih hidup ini pak orangnya, nah ini siapa jadi yang membuat meninggal. Begitu juga soal data 76 orang di Madina meninggal dalam satu minggu, setelah di lihat ke sana oleh Satgas, padahal hanya 6 orang yang meninggal dalam satu minggu, itu makanya dia masuk PPKM Level 4," ungkapnya.

Baca juga: Puji Bobby Nasution soal Penanganan Covid-19, Edy Rahmayadi: Sangat Bagus...

Data bermasalah jadi penyebab kasus Covid-19 Sumut bertambah

Lanjut kata Edy, sistem digitalisasi dalam pendataan sangat membantu dan ril sesuai dengan data identitas.

Tapi masalah yang muncul jika yang menjalankan atau operatornya tidak paham ilmu teknologi, akhirnya data Covi-19 Sumut membengkak.

"Kita sudah bagus kondisinya, kenapa kok tiba-tiba sampai 400 kasus positif sekarang ini? Kalau saya teliti ini karena double-double. Kembali lagi, ini karena kita gaptek tidak terlalu jago, atau mungkin karena daerah-daerah kita itu sinyalnya timbul tenggelam," bebernya.

Gubsu Edy berharap proses pencatatan data Covid-19 di Sumut tidak lagi keliru dan tidak kembali kacau.

Edy meyakini jika data tersebut tidak bermasalah, angka pasien terkonfirmasi Covid-19 di Sumut tidak akan membengkak.

Pihaknya pun akan terus melakukan evaluasi hingga data yang dipaparkan pun bisa lebih rapih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Korsleting Genset, Kapal Nelayan di Bangka Terbakar dan Karam, 5 ABK Lompat ke Laut

Regional
Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Kenal di Facebook, Bocah SMP Dibawa Kabur Seorang Pemuda, Berkali-kali Dilecehkan dan Diajak Ngamen

Regional
Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Gali Tanah untuk Bangun Rumah, Seorang Pekerja Temukan Mortir

Regional
Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Serunya Nonton Indonesia Vs Korsel di Pasar Pagi, Pedagang Fokus ke Jualan dan Sepak Bola

Regional
Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Kecewa Tuntutan Turunkan UKT Belum Terpenuhi, Mahasiswa Unsoed Lepas Jaket Almamater

Regional
Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Polda Aceh Tangkap 2 Pembawa Gading Gajah di Pidie

Regional
Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Ketahuan Curi Motor, Seorang Residivis Ditelanjangi dan Ditandu Warga Saat Sembunyi di Sungai

Regional
Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Pemburu Badak Jawa di TNUK, Jual Cula Seharga Rp 525 Juta

Regional
Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Aksi Bejat 3 Pria Paksa Siswi SMP Hubungan Badan dengan Pacar dan Ikut Perkosa Korban

Regional
Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Bunuh 6 Badak Jawa di TNUK, Polda Banten Tangkap 1 Pemburu, 5 Buron

Regional
10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com