Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanean Lanjhang, Rumah Adat Madura, Simbol Kuatnya Kekerabatan dan Keharmonisan Cinta

Kompas.com - 06/09/2021, 10:29 WIB
Taufiqurrahman,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Sukron Romadhan, pengajar sosiologi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pamekasan menjelaskan makna dari model pemukiman Tanean Lanjhang di Madura.

Model pemukiman itu menggambarkan bentuk monopoli proteksi seorang laki-laki terhadap perempuan.

Bahkan, proteksi itu belakangan dianggap berlebihan karena rumah tinggal hanya terdiri dari satu pintu rumah dan satu pintu halaman rumah. 

"Pemukiman Tanean Lanjhang bisa diartikan model pemukiman Madura tempo dulu yang tertutup. Seorang perempuan dibatasi secara fisik dan secara sosial karena selalu berada dalam pengawasan laki-laki," tutur Sukron Romadhan saat berbincang pada Ahad (5/9/2021). 

Dalam pemukiman Tanean Lanjhang, Sukron menjelaskan, penerimaan tamu tidak dilakukan di dalam emper rumah, melainkan di Langgar, oleh anggota keluarga laki-laki.

Langgar, selain menjadi simbol Kabah sebagai kiblat orang islam dalam beribadah, juga sebagai tempat proteksi perilaku negatif yang bernuansa seksual akibat adanya pertemuan antara tamu laki-laki, dengan anggota keluarga perempuan. 

"Langgar menjadi tempat ibadah, membicarakan banyak hal dalam keluarga, sekaligus menjadi tempat menerima tamu," imbuh dosen alumni Universitas Airlangga Surabaya ini. 

Baca juga: Monumen Bajra Sandhi: Merawat Ingatan Perjuangan Kemerdekaan RI di Bali

Susunan rumah yang memanjang ke timur, menandakan bahwa dalam keluarga tersebut banyak memiliki anak perempuan yang sudah berkeluarga.

Rumah paling barat, disebut rumah induk atau rumah Tongghu.

Rumah ini dibangun bagi anak perempuan paling tua.

Secara berurutan ke timur, disesuaikan dengan urutan usia anak perempuan yang sudah berkeluarga. 

"Tradisi orang Madura, wajib membangunkan rumah sebagai pemberian (sangkolan) kepada anak perempuan yang sudah berkeluarga. Karena, anak perempuan di Madura setelah berkeluarga tetap tinggal bersama orangtuanya, dan anak laki-laki ikut ke rumah istrinya tinggal bersama mertuanya," kata Sukron. 

Baca juga: Ritual Barong Wae di Manggarai, Harmonisasi dengan Sang Pencipta, Alam, Leluhur, dan Roh Penjaga Mata Air

Simbol penghargaan pada perempuan

Atap rumah bangsal di pemukiman Tanean Lanjhang di Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, berbentuk perahu yang menandakan bahwa nenek moyang orang Madura adalah pelaut yang andal. Atap itu juga dimaknai simbol nisan kuburan bahwa orang Madura menyakini ada kehidupan abadi setelah kematian.KOMPAS.COM/TAUFIQURRAHMAN Atap rumah bangsal di pemukiman Tanean Lanjhang di Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, berbentuk perahu yang menandakan bahwa nenek moyang orang Madura adalah pelaut yang andal. Atap itu juga dimaknai simbol nisan kuburan bahwa orang Madura menyakini ada kehidupan abadi setelah kematian.

Ahli sejarah Madura, Mohammad Ghozi menjelaskan, pemukiman Tanean Lanjhang juga menjadi simbol terhadap penghargaan yang tinggi terhadap perempuan Madura.

Hubungan kekerabatan yang erat dalam rumah Tanean Lanjhang, menimbulkan perlindungan komunal dalam keluarga tersebut.

Sehingga, ketika ada gangguan terhadap perempuan dalam rumah Tanean Lanjhang, dianggap mengganggu seluruh penghuni rumah Tanean Lanjhang. 

"Pelecehan terhadap salah satu keluarga, dianggap sebagai pelecehan kepada seluruh anggota keluarga Tanean Lanjhang. Mulai dari bapak, ibu, paman, bibi, saudara, ipar, sepupu, keponakan, dan seterusnya," ujar Ghozi. 

Namun, Ghozi melihat, seiring dengan perkembangan zaman, pemukiman Tanean Lanjhang ini sudah tidak begitu diminati oleh generasi muda.

Tanean Lanjhang yang banyak ditemukan di perkampungan, saat ini sudah berganti dengan model rumah baru.

Generasi saat ini sudah sangat terbuka dengan perkembangan zaman.

Proteksi berlebihan terhadap perempuan di Madura, sudah tidak seperti dulu lagi.

Banyak perempuan-perempuan Madura yang beraktivitas di ruang publik, bahkan menjadi pekerja profesional dan pemimpin. 

"Cara pandang dan pengaruh dari luar, membuat generasi di Madura saat ini sudah banyak tidak mengenal pemukiman Tanean Lanjhang," ungkap Ghozi. 

Baca juga: GNI Gresik, Saksi Bisu Sejarah, Simbol Gotong Royong Masyarakat yang Sempat akan Dibongkar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Pria Bacok Tetangga di Banyuwangi, Ngamuk Halaman Gudang Jadi Lokasi Parkir Tahlilan

Regional
Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Jokowi Makan Malam di Kampung Melayu Lombok, Pesan Nasi Goreng Istimewa

Regional
Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Ada Sengketa, KPU Tunda Penetapan 5 Caleg Terpilih di Sumbar

Regional
Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Imbas Letusan Gunung Ruang, 1.324 Warga Dievakuasi Keluar dari Pulau Tagulandang

Regional
Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Pencarian Dihentikan, 2 Penambang Tertimbun Galian Batu Bara Dinyatakan Hilang

Regional
Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Gunung Ruang Keluarkan Asap Setinggi 600 Meter

Regional
Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Kisah Relawan Tagana Sumbawa, 14 Tahun Berada di Garda Depan Bencana Tanpa Asuransi

Regional
14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

14 Mobil Damkar Berjibaku Bersihkan Bandara Sam Ratulangi dari Debu Gunung Ruang

Regional
TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

TKA di Kepri Wajib Bayar Restribusi 100 Dolar AS Tiap Bulan

Regional
Aksi 'May Day' di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Aksi "May Day" di Semarang Ricuh, Polisi Semprotkan Water Canon Saat Gerbang Didobrak Massa

Regional
Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Ayah di Manggarai Timur Diduga Cabuli Anak Kandung sampai Melahirkan

Regional
Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Daftar ke 4 Parpol, Pj Walkot Bodewin Siap Bertarung di Pilkada Ambon

Regional
Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Culik Warga, Anggota Geng Motor di Lhokseumawe Ditangkap

Regional
Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Buruh Demak Terbagi 2, Ikut Aksi di Semarang atau Jalan Sehat Bersama Pemerintah

Regional
Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Selingkuh Dengan Teman Kantor, Honorer di Bangka Barat Dipecat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com