Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Buat Kecapi Terbesar di Dunia, Lembaga Adat Dayak Sa'ban Pecahkan Rekor Muri

Kompas.com - 12/10/2023, 10:44 WIB
Mikhael Gewati

Editor

MALINAU, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau melalui Lembaga Adat Dayak Sa’ban berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) atas alat musik tradisional kecapi terbesar di dunia.

Hal ini terjadi setelah Lembaga Adat Dayak Sa'ban membuat kecapi dengan ukuran panjang 6,8 meter (m) dan lebar 80 sentimeter (cm).

Kecapi ini diperlihatkan pada Pergelaran Atraksi Seni dan Budaya Dayak Sa’ban dalam Festival Budaya Irau ke-10 sekaligus perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Malinau Ke-24 di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung, di Malinau, Kalimantan Utara, Rabu (11/10/2023) .

Wakil Gubernur Kalimantan Utara, Yansen TP mengatakan, kehadiran Dayak Sa’ban sebagai suatu entitas budaya dan etnis di kabupaten Malinau merupakan sesuatu yang harus dijaga.

“Dan kini Sa’ban dengan keyakinannya, menunjukkan dirinya sebagai warga Malinau, mampu menunjukkan warna Malinau sebagai kabupaten yang hebat,” ucap Yansen yang juga merupakan salah satu tokoh dan panutan masyarakat Dayak Sa’ban.

Baca juga: 1.500 Orang Dayak Kenya Kenakan Belanyat, Pecahkan Rekor Muri

Meski secara kuantitas Dayak Sa’ban di Malinau masih tergolong sedikit, Yansen berharap Dayak Sa’ban dapat terus bersemangat dalam membantu Pemerintah Daerah membangun Malinau untuk bisa terus berkembang dan lebih maju.

“Kecil tidak rendah, besar tidak tinggi, artinya kita mengedepankan nilai dan kualitas hidup sebagai masyarakat berbangsa dan bernegara," katanya

"Maka dari itu pada kesempatan ini saya mengajak seluruh Masyarakat Adat Dayak Sa’ban, dengan kebanggan yang dimiliki dan keyakinan berikanlah dukungan terbaik untuk Kabupaten Malinau. Kehormatan budaya adalah menghormati nilai yang baik,” jelas Yansen TP.

Mantan Bupati Malinau dua periode ini menjelaskan, adanya slogan "Saya Ada Untuk Semua, Bersama Kita Pasti Bisa, merupakan suatu hal yang bermakna bagi setiap elemen masyarakat agar dapat bersama-sama membangun Kabupaten Malinau menjadi lebih baik.

“Dayak Sa’ban tampil menunjukkan jati dirinya dengan keyakinannya bersama pemerintahan yang ada (daerah hingga pusat), Bersama etnis-etnis lainnya dapat bersama membangun Malinau yang kita cintai dan banggakan,” urai Yansen TP.

Bupati Malinau peroleh gelar kehormatan Dayak Sa’ban

Selain memecahkan rekor Muri atas kecapi terbesar di dunia, Masyarakat Adat Dayak Sa’ban juga memberikan gelar kehormatan kepada Bupati Malinau Wempi W Mawa. 

Pada kesempatan itu, Bupati Wempi dianugerahi gelar "Bile'ng Wan Hroong" yang berarti seseorang sakti Mandraguna, pemberani, dan bijaksana. Dengan pemberian gelar ini, Bupati Wempi diharapkan dapat menjalankan tugas sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana.

Tidak hanya Bupati Wempi, istri Bupati Malinau, Maylenty Wempi juga mendapat gelar "LuwNgeng SIuw Layong" yang bermakna Putri Dewa Matahari dari Kayangan.

Dengan pemberian gelar ini, Maylenty Wempi diharapkan menjadi suri teladan dalam menyebar kebaikan, serta menjadi pemimpin yang peduli, empati dan humanis selama mendampingi suami.

“Saya menyampaikan ribuan terima kasih kepada Lembaga Adat Dayak Sa'ban yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menerima gelar ini,” ujar Bupati Malinau Wempi.

Baca juga: HUT Ke-24 Malinau, Gubernur Kaltara: Saya Bangga dan Berbahagia

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com