GRESIK, KOMPAS.com - Sebutan kota industri, melekat pada Kabupaten Gresik hingga kini.
Namun di sisi lain, kabupaten yang merupakan tetangga dari Surabaya ini menyimpan banyak peninggalan sejarah dan budaya.
Salah satunya, Gedung Nasional Indonesia (GNI) Gresik yang terletak di Jalan Pahlawan.
Gedung ini berada sekitar 500 meter dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Gresik kota.
Baca juga: Bupati Gresik Siapkan Voucer Belanja Rp 200.000 untuk Warga Isoman yang Bersedia Pindah ke Gejos
Bisa dibilang, gedung ini cukup spesial bagi warga Gresik.
Bangunan dua lantai tersebut menjadi saksi bisu sejarah mengenai gotong royong masyarakat yang terjadi pada zaman dulu di Gresik.
Sebelum Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gresik memiliki gedung seperti saat ini, GNI sempat digunakan menjadi tempat rapat bagi para anggota legislatif.
Tidak hanya digunakan oleh anggota dewan saat itu, namun warga sekitar juga memanfaatkan GNI sebagai tempat berkumpul untuk membahas kondisi situasi, rapat hingga pusat kesenian dan budaya.
"Dulu saat anggota DPRGR (DPR gotong royong) kalau rapat ya di GNI, kan saat itu belum punya gedung sendiri seperti sekarang. Apalagi, gedung representatif di Gresik saat itu hanya GNI," ujar budayawan dan pengamat sejarah Gresik Krisaji AW, saat ditemui pekan lalu.
Kuatnya rekam jejak sejarah yang dimiliki oleh GNI Gresik, termasuk lamanya usia bangunan, membuat para budayawan dan seniman sempat menentang keras kebijakan Bupati Gresik saat itu, yang ingin mengubah total bentuk GNI Gresik pada 2014 dengan dalih modernisasi.
Krisaji menuturkan, sebelum bangunan GNI Gresik tampak seperti sekarang, di lokasi tersebut sebenarnya terdapat empat rumah panggung, yang kini sudah tidak lagi bersisa.
Tiga rumah panggung lantas dipindah tempat, di beberapa lokasi yang masih terbilang berdekatan.
Satu rumah panggung dipindahkan ke tempat yang kini menjadi lokasi Taman Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP), satu lagi ke lokasi yang kini menjadi pudak gallery.
Dan yang ketiga, dipindah ke lokasi yang kini menjadi SD Sidokumpul 1.
"Sebelumnya saat masih berupa rumah panggung, ya sempat digunakan sebagai sekolah rakyat (tempat belajar mengajar). Namun karena Gresik butuh gedung pada tahun 1960, maka dibuatlah gedung di lokasi GNI sekarang. Di situ kemudian dibuat pertemuan, rapat, karena Indonesia masih baru merdeka 15 tahun," kata Krisaji.
Baca juga: Cerita Pasutri yang Turun dari Motor dan Hormat Bendera di Gresik: Saya Pikir Awalnya Ditilang...
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.