Juhariyah mengajak para kakek dan nenek lainnya untuk belajar bersama membekali diri cara mengasuh anak dengan baik. Sebab, tantangan zaman sudah berkembang cepat. Terutama seiring dengan kemajuan teknologi.
“Belajar memahami internet hari ini sangat penting,” tambah dia.
Saat ini, kata dia, mayoritas anak-anak sudah menggunakan gawai. Jika tak ada yang memandu, anak-anak dikhawatirkan terjerumus pada konten negatif, seperti radikalisme, pornografi, hingga kekerasan seksual.
Sekarang sudah 43 murid terdaftar di Sekolah Eyang. Mereka menjalin komunikasi lewat grup WhatsApp. Mereka sudah tak terlalu canggung menggunakan gawai dan mengakses internet.
Kenalkan Dampak Internet Melalui Sekolah Bok-ebok
Selain Sekolah Eyang, Sekolah Bok-ebok juga hampir memiliki tujuan yang sama, mengajari para orangtua agar mengasuh anak dengan baik sesuai perkembangan zaman. Salah satunya dengan mengenalkan internet.
Banyak orangtua di pedesaan yang awam dengan internet. Padahal, anak-anak mereka dibekali dengan gawai. Mereka bisa mengakses apa saja dari internet.
Baca juga: Tegur Pemuda Pesta Miras, Ketua RW di Jember Kena Pukul, lalu Dilaporkan ke Polisi
“Orang tua mereka yang bekerja di luar negeri membelikan anaknya android,” kata Kepala Sekolah Bok-ebok Siti Latifah.
Bahkan, ada anak yang ditinggal ibunya sejak kelas II SD sampai sekarang. Anak tersebut sudah begitu mahir menggunakan gawai. Bila tak didampingi, berpotensi mengakses konten negatif dari internet.
“Awalnya susah mengajak mereka melek digital,” ujar dia.
Namun Latifah mengingatkan tentang pentingnya mengetahui cara menggunakan gawai dan internet. Selain untuk berkomunikasi, juga untuk memantau anak-anaknya.
“Saya sampaikan, kalau tidak bisa buka Facebook atau baca WhatsApp, tidak tau apa yang dilakukan anaknya di medsos,” terang dia.
Padahal, medsos bisa berpotensi menjebak anak-anak terhadap konten negatif. Seperti menjadi korban kekerasan seksual, radikalisme hingga penipuan. Ketika mendapat pemaparan itu, orangtua akhirnya memahami.