Kalaupun ada, kata dia, para penjual memilih menjual ke kalangan tertentu dengan harga "naik tajam". Untuk satu paket tabung oksigen kapasitas satu meter kubik berserta isi kini dijual seharga Rp 4 juta.
Padahal harga normalnya hanya sekitar Rp 1 juta.
Baca juga: Warga Jabar Bisa Pinjam dan Memberi Pinjaman Tabung Oksigen lewat Omat
"Kosong. Semenjak angka Covid-19 kemarin naik, habis semua dibeli orang. Sudah bukan hitungan minggu lagi, sudah hampir sebulan ini kosong," kata Zulkarnain kepada BBC News Indonesia.
Atas kelangkaan ini, dia mengaku hanya bisa menunggu dan tidak bisa memastikan kapan stok di tokonya kembali normal. Sebab mencari stok tabung oksigen di tempat lain, juga nihil.
Kondisi yang sama juga dialami toko alat kesehatan Krakatau di Jalan Sutomo Ujung, Medan. Pegawai toko, Novi, menuturkan kelangkaan tabung oksigen sudah terjadi sejak sekitar sebulan lalu.
"Kosong. Sudah sejak lama kosong. Kami belum tahu kapan ada lagi stok," kata Novi.
Novi berkata, kini tokonya hanya melayani isi ulang oksigen dengan syarat harus dengan tukar unit tabung. Harga yang dipatok sebesar Rp 50.000 untuk kapasitas tabung satu meter kubik.
Ia mengakui harga satu paket tabung oksigen kini lebih mahal berkali lipat dari harga normal.
Baca juga: Kisah Liana, Pinjamkan Tabung Oksigen Gratis bagi Warga Bali yang Isoman
Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan terjadi kenaikan signifikan di lima provinsi yakni Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Papua, Sumatera Barat, dan Riau.
Hingga 5 Agustus kemarin, kasus aktif di Kaltim telah mencapai 22.529, Sumut 21.876, Papua 14.489, Sumbar 14.496, Riau 13.958.
Pada Jumat, 7 Agustus 2021 angka kasus Covid-19 di Sumut melonjak naik jadi 22.892. Di Riau kasusnya juga bertambah jadi 14.493, dan di Sumbar meningkat jadi 14.712.
Jokowi meminta para kepala daerah merespon dengan cepat dengan membatasi mobilitas masyarakat.
Baca juga: Gubernur Sebut Ketersediaan Oksigen Menjadi Kendala Penanganan Covid-19 di Sumbar
"Kalau kasusnya gede seperti itu, aktivitas masyarakatnya direm. Yang paling penting gubernur harus tahu, Pangdam tahu. Mobilitas yang harus direm paling tidak 2 minggu," kata Jokowi, Sabtu (7/8/2021).
Setelah itu, Jokowi meminta Panglima TNI untuk semakin menggencarkan pengetesan dan pelacakan. Jokowi menegaskan kedua hal tersebut sangat terkait dengan kecepatan, agar para pasien positif tidak berkeliaran dan menyebarkan virus.
Jokowi juga berpesan pada para kepala daerah untuk menyiapkan lokasi isolasi terpusat di wilayah masing-masing.
Baca juga: Kekurangan Oksigen, Pemkab Belitung Menanti Kedatangan KRI Semarang
Berbagai sarana umum seperti sekolah, balai, gedung olahraga, ia minta dialihfungsikan jadi lokasi isolasi terpusat bila memang dibutuhkan.
Pemerintah sebelumnya memutuskan menerapkan Pembelakuan Pembatasan Mobilitas Masyarakat (PPKM) level 4 di 141 kabupaten/kota.
Di luar Pulau Jawa, aturan pembatasan itu dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara; Padang, Sumatera Barat; Riau di Pekanbaru; empat kota/kabupaten di Sumatera Selatan. Kemudian di Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung.
Di Kalimantan, pemberlakuan PPKM level 4 diterapkan di Kota Pontianak; Kalimantan Barat; dua kabupaten dan satu kota di Kalimantan Utara; Kota Mataram di NTB; Sikka, Sumba Timur, dan Kupang di NTT; dan Papua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.