Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prediksi Gelombang Ledakan Covid-19 di Luar Pulau Jawa dan Bali

Kompas.com - 10/08/2021, 18:08 WIB
Rachmawati

Editor

Seperti apa ketersediaan oksigen di daerah?

Seorang warga Samarinda, Kalimantan Timur, Mirna, bercerita ia sekeluarga positif terinfeksi Covid-19 dua pekan lalu.

Tapi sebelum divonis Covid-19, Mirna dan suaminya sempat berobat ke "mantri" namun tidak kunjung sembuh. Karena itulah ia dan suaminya memeriksakan diri ke klinik.

"Diperiksa di IGD dokter bilang dari gejala mengarah ke Covid-19. Setelah di-swab, hasilnya positif."

Mirna sekeluarga memilih isolasi mandiri di rumah. Tapi kondisi sang suami makin menurun.

"Di rumah bapak sesak napas."

Baca juga: 12 Desa Terdampak Abu Vulkanik Gunung Merapi, BPBD Magelang Bagikan Ribuan Masker

Mirna lalu meminta anaknya yang lebih dahulu sembuh untuk mencari oksigen di lima lokasi, tapi hasilnya nihil.

"Cari ke apotek dan toko-toko oksigen semua kosong. Jangankan oksigen, tabungnya saja susah dapat," ujar Mirna kepada BBC News Indonesia.

Sebagai ganti oksigen, Mirna membuat uap dari air rebusan untuk melancarkan pernapasan sang suami lantaran kondisinya terus memburuk.

"Uap air panas saya fokuskan ke rongga hidung ditambahkan minyak kayu putih."

Mirna juga berkata, tak cuma oksigen yang langka, obat-obatan yang diresepkan dokter juga sama. Kalaupun ada, harganya sangat mahal.

Baca juga: Heboh, Ikan-ikan Lemuru Berlompatan ke Darat hingga Dipunguti Warga di Banyuwangi

"Ada namanya obat Oseltamivir kami cari harganya Rp 300.000. Tapi kami tak dapat sampai sekarang. Selain mahal, obat ini langka di sejumlah apotek."

Gara-gara obat langka, Mirna beralih ke obat-obatan herbal yang dikirim kerabatnya.

Setelah dua pekan kini kondisi dirinya dan suaminya mulai membaik meski belum pulih sepenuhnya. Karena itu, ia berharap pemerintah segera menyediakan obat dan oksigen.

"Obat dan oksigen itu paling dibutuhkan. Kami harap pemerintah bisa penuhi saat orang-orang dalam kondisi darurat."

Baca juga: Minta Vaksin Covid-19 untuk Pekerja Mal, APBI Jatim: Kalau Setiap Hari Harus Antigen, Kasihan...

Warga Samarinda lainnya, Ayi, juga mengalami kejadian serupa.

Sang ayah terinfeksi Covid-19 dan mengalami gejala berat, saturasi oksigen di bawah normal yakni 80%. Ia lalu membawa ayahnya ke rumah sakit, tapi ditolak karena penuh.

Selama perawatan di rumah, Ayi terus mencari-cari tabung oksigen, tapi tak ada yang tersisa. Hingga akhirnya meninggal 4 Agustus silam.

"Susah banget cari barangnya (tabung oksigen). Saya cari ke apotek Kimia Farma dan Promadika, semua tak ada."

Ayi berharap tidak ada lagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri meninggal gara-gara tidak kebagian tabung oksigen.

"Kalau kondisi begini terus, makin banyak yang tidak tertolong. Pasien isolasi mandiri di rumah cuma mengandalkan oksigen saja."

Baca juga: Minta Vaksin Covid-19 untuk Pekerja Mal, APBI Jatim: Kalau Setiap Hari Harus Antigen, Kasihan...

'Stok tabung oksigen di Medan habis sejak sebulan lalu'

Petugas pengangkut tabung oksigen menaikan tabung kosong ke atas kendaraan di RS Abunawas Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (3/8/2021).ANTARA FOTO Petugas pengangkut tabung oksigen menaikan tabung kosong ke atas kendaraan di RS Abunawas Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (3/8/2021).
Di Medan, Sumatera Utara, lebih dari lima toko yang menjual alat kesehatan kehabisan stok tabung oksigen medis.

Seorang pegawai toko Harumei, Zulkarnain, mengatakan stok tabung oksigen kosong sejak satu bulan lalu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com