Selama hampir setahun sejak pandemi melanda Indonesia dan pemerintah mulai mengeluarkan kebijakan-kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat, pasar koi berada pada puncak keemasannya.
Kondisi yang mungkin dipicu oleh bertambah lamanya waktu rata-rata yang dihabiskan masyarakat untuk berada di rumah.
Namun, sebelum pandemi, selalu ada siklus turunnya permintaan ikan koi setidaknya satu periode waktu dalam setiap tahunnya.
"Biasanya permintaan turun ya seperti hari-hari ini, menjelang masuk ke tahun ajaran baru sekolah," ujar Saiful.
Baca juga: 19 Daerah di Jawa Timur Jadi Zona Merah Covid-19
Menurut Saiful, permintaan ikan koi sudah mulai turun sejak bulan puasa pada April lalu hingga saat ini.
Kali ini, siklus turunnya permintaan dibarengi dengan siklus musim kemarau yang ditandai dengan suhu udara dingin yang cukup ekstrem, situasi yang membuat ketahan ikan berada pada risiko tinggi.
Memasuki bulan puasa, menurutnya, permintaan ikan koi lebih banyak pada ikan koi dengan kualitas tinggi yang masuk kategori harga menengah ke atas.
"Jadi, kami juga merasa beruntung bahwa situasi kelangkaan oksigen ini terjadi ketika pasar sedang turun," ungkap dia.
Menurut perkiraannya, permintaan ikan koi akan mulai meningkat lagi pada September nanti.
Bagi Saiful dan ribuan pembudidaya dan pedagang ikan koi di Blitar menaruh harapan besar pada segera meredanya pandemi Covid-19 di tanah air yang telah mengakibatkan lonjakan kebutuhan oksigen untuk keperluan medis.
"Kalau sampai kondisi ketersediaan oksigen masih seperti sekarang nanti pada September, sulit kami membayangkan bagaimana jadinya. Kami akan berada di situasi sulit dan dilematis," ujar Saiful.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.