Lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
"Kami sudah over kapasitas. Sampai sekarang ini kami sudah membuka 88 bed, penuh. Awalnya 14, kami tambah lagi, tambah 8, tambah 20 sampai terakhir punya kapasitas bed 88," ungkap Ketua Tim Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan, Syaiful Hidayat, kepada Mustopa, wartawan di Madura yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Sebenarnya, kata Syaiful, tenda darurat awalnya didirikan untuk menggantikan fungsi Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena ruang IGD sudah dimodifikasi sebagai ruang isolasi untuk pasien Covid-19.
Namun, dalam perkembangannya, tenda darurat digunakan untuk menampung pasien Covid-19 yang menunggu giliran masuk ke ruang isolasi.
Baca juga: 10 Pegawai Positif Covid-19, Puskesmas Tlanakan Pamekasan Ditutup
"Tiap hari yang datang banyak, 10 sampai 15 pasien Covid-19, antrean banyak," imbuh dokter spesialis paru tersebut.
Bahkan, menurut Syaiful, pihak RSUD terpaksa menolak beberapa pasien yang hendak dirujuk karena sudah tidak bisa menampung.
Oleh karena itu, dia mendorong agar Satgas Covid-19 atau Dinas Kesehatan setempat untuk mendirikan rumah sakit lapangan.
"Seperti di Jakarta ada Wisma Atlet, di Surabaya ada rumah sakit Indrapura, karena nggak mungkin kalau mengandalkan RSUD, jebol ini, 88 bed itu sudah penuh," tegas Syaiful.
Baca juga: Ada RS Rujukan Covid-19 di Pamekasan yang Tak Punya Ventilator
Lebih jauh, Syaiful mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Kabupaten Pamekasan lebih berat dari gelombang pertama.
Sebab, mayoritas pasien yang dirawat di RSUD Smart Pamekasan terpapar virus varian baru yakni Varian Delta, seperti yang terjadi di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
"Kalau menurut saya virus ini sangat ganas sekarang, lebih berat dari yang dulu, varian baru, varian delta, sama dengan Bangkalan karena kami satu pulau," lanjut Syaiful.
Baca juga: Semua RS di Pamekasan Sudah Tak Bisa Menerima Pasien Covid-19 karena Tak Ada Ruang Isolasi
Pasien yang dirawat usianya juga beragam mulai dari 35 sampai 80 tahun.
Rata-rata dari mereka masih punya hubungan keluarga, seperti pasangan suami istri, orang tua dan anak, bahkan adik-kakak.
Direktur Utama RSUD Smart Pamekasan, Farid Anwar, menekankan agar penanganan kasus Covid-19 tidak hanya dibebankan kepada rumah sakit.
Artinya, masyarakat harus ikut membantu menekan penyebaran virus tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Berapa pun kami sediakan tabung oksigen, berapa tempat tidur yang kami sediakan, kalau hulunya dibiarkan, mulai dari pencegahannya, penegakan disiplin protokol kesehatan, kalau dibiarkan, ambyar hilirnya," tandas Farid.
Sementara itu, Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Pamekasan belum punya strategi khusus untuk menekan lonjakan kasus di wilayah itu.
Baca juga: Upaya Sejumlah Daerah Cegah Lonjakan Pandemi lewat PPKM Darurat dan Peningkatan Vaksinasi
Satgas hanya menjalankan instruksi Presiden Republik Indonesia terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
"Tentunya harus bekerjasama, bersinergi dengan semua pihak, termasuk masyarakat karena salah satu kunci keberhasilan penanganan Covid-19 adalah kebersamaan," jelas Humas Satgas Covid-19 Kabupaten Pamekasan, Sigit Priyono.
Wartawan di Bandung, Yuli Saputra; wartawan di Solo, Fajar Sodiq; dan wartawan di Madura, Mustopa, berkontribusi dalam artikel ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.