KOMPAS.com - Layanan instalasi gawat darurat (IGD) dan unit perawatan intensif (ICU) sejumlah rumah sakit di Bandung, Solo, dan Pamekasan penuh dengan pasien Covid-19, pada Sabtu (3/7/2021).
Di Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sebanyak dua rumah sakit umum daerah bahkan menutup layanan instalasi gawat darurat (IGD) untuk pasien Covid 19 lantaran minimnya pasokan oksigen.
Sedangkan rumah sakit umum daerah di Kota Solo, Jawa Tengah, mendirikan tenda-tenda di luar gedung RS untuk menampung pasien.
Baca juga: Perawat Puskesmas Dikeroyok 3 Orang yang Akan Ambil Paksa Tabung Oksigen
Pikiran Suryanti kalut ketika ibunya ditolak masuk ruang isolasi sebuah rumah sakit di kawasan Solo Baru.
Padahal, kondisi saturasi oksigen sang ibu sudah di bawah 90 dan kadar gula darahnya cukup tinggi.
"Ibu ditolak karena ruang isolasinya penuh. Kemudian rencana mau dibawa ke rumah sakit lainnya, tapi driver taksi online yang disewanya itu bilang kalau stok oksigen di beberapa rumah sakit di Solo habis. Terus disuruh ke Moewardi karena oksigennya banyak," kata Suryanti.
Baca juga: Pasokan Oksigen Tiba di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Dirut RS: Kami Berharap ke Depan Lancar
Namun, karena ruang perawatan untuk pasien Covid-19 penuh, ibunya harus menjalani perawatan sementara di dalam tenda darurat selama tiga hari, sembari menunggu giliran untuk mendapatkan kamar perawatan di dalam rumah sakit.
"Ketika masuk, kondisinya lebih padat dibandingkan hari ini (Sabtu, 3 Juli 2021) bahkan sampai ke teras-teras dan area parkir. Ada juga pasien yang tidurnya hanya dengan tandu."
"Yang di dalam tenda itu kalau hujan bawahnya becek kan kondisinya darurat sekali mirip perang," papar Suryanti kepada Fajar Sodiq, wartawan di Solo yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Baca juga: PPKM Darurat di Solo, Mal Masih Buka untuk Sektor Esensial
Selama menjalani perawatan di dalam tenda, menurut Suryanti, kondisi psikis ibunya sempat anjlok karena sering melihat pasien-pasien Covid-19 lainnya meninggal.
Meski demikian, ibunya tetap bisa bertahan dan kini mendapatkan penanganan di ruang ICU rumah sakit karena kondisinya sempat kritis.
"Pasien yang di depannya meninggal, terus di sampingnya meninggal. Itu membuat kondisi ibu drop dan mungkin jadi memperparah kondisinya karena melihat situasi di sekitarnya seperti itu jadi menyeramkan sekali.
"Tapi kalau untuk tenaga medisnya, pelayanannya sangat baik dan ramah. Kasihan mereka petugasnya terbatas dan harus merawat banyak pasien," ujarnya.
Baca juga: Selama PPKM Darurat Layanan Samsat Keliling di Solo Ditiadakan Sementara