Sarinah dianggap bagian dari keluarga Sukemi. Sarinah tidak menikah. Selama tinggal bersama keluarga Sukemi, Sarinah juga tidak menerima gaji.
"Dia tidur bersama kami, tinggal bersama kami, memakan apa yang kami makan, tetapi dia tidak mendapat gaji sepeser pun."
"Dialah yang mengajarku mengenal kasih sayang. Sarinah mengajariku untuk mencintai rakyat. Rakyat kecil," cerita Soekarno pada Cindy di bukunya.
Baca juga: Bulan Bung Karno 2021 di Blitar Dimulai Malam Ini, Digelar 34 Hari Tanpa Penonton
Tentang Sarinah yang tidak menerima gaji saat mengasuhnya, Soekarno mengatakan, "Membayar upah bagi pekerjaan di rumah tangga pada awalnya tidak dikenal dalam konsep di lingkungan kami. Bila ada pekerjaan berat yang harus diselesaikan, setiap orang turut membantu."
Soekarno bercerita jika Sarinah sedang memasak di dapur, maka dia akan duduk di sebelahnya untuk menemani.
Suatu hari Sarinah pernah berpesan kepada Soekarno, "Karno, di atas segalanya engkau harus mencintai ibumu. Tapi berikutnya engkau harus mencintai rakyat kecil. Engkau haru mencintai umat manusia," kata Sarinah.
Baca juga: Sejarah Gedung Sarinah dan Seruan Benci Produk Asing dari Jokowi
Di masa kecil, Soekarno tidur di ranjang Sarinah yang sempit dan selalu mengikuti kemanapun Sarinah pergi.
Namun di otobigrafinya, Soekarno tidak menceritakan detail tentang Sarinah. Hanya saja Bung Karno bercerita saat tak ada lagi Sarinah, ia dan kakaknya, Sukarmini tidur di ranjang milik Sarinah.
Nama Sarinah kembali diceritakan Soekano saat dia pindah ke Surabaya di usia 15 tahun.
Di Surabaya, ia tinggal di Keluarga Cokroaminoto untuk melanjutkan sekolah. Saat awal tinggal di Surabaya, Soekarno mengaku tidak betah dan menangis setiap hari.
Dia kehilangan sosok ibu dan nenek yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan Soekarno. Termasuk juga tidak ada sosok Sarinah.
"Sekarang aku tidak punya ibu, tidak ada nenek yang menyayangiku untuk membujukku, tidak ada Sarinah yang setia menjagaku. Aku merasa sebatang kara," cerita Soekarno di bukunya.
Baca juga: Lahir Kembali, Sarinah Bakal Jadi Merek Pemersatu Bangsa
Di Mojokerto, nama Kusno diganti menjadi Soekarno. Saat itu Soekarno berusia 11 tahun dan masih bernama Kusno.
Hampir 2,5 bulan ia sakit tifus dan hanya bisa berbaring di atas tempat tidur.
Bung Karno bercerita rumah yang mereka sewa di Mojokerto berada di tanah yang rendah dekat sebuah sungai kecil.