Pemantauan hilal di Bukit Banjarsari, Kabupaten Blitar, dilakukan dengan menggunakan tiga alat.
Anggota tim falakiyah yang melakukan pemantauan Qottrunnada mengatakan, peralatan yang digunakan seperti rukyah koordinat, tiang rukyah, dan teleskop.
Qottrunnada menjelaskan, peralatan rukyah koordinat berupa tiang setinggi sekitar dua meter, digunakan untuk mengukur posisi dan letak hilal atau bulan.
"Alat kedua itu kita rancang sendiri, kira-kira untuk membidik posisi hilal persis setelah matahari terbenam," ujarnya.
Baca juga: Pesan Kadisdik Papua kepada KKB: Guru yang Kalian Bunuh Itu Ingin Menyelamatkan Anak-Anak Kalian...
Sementara teleskop, ujarnya, adalah peralatan modern yang akan lebih leluasa mengamati hilal. Hilal merupakan bahasa Arab yang berarti bulan sabit kecil.
Nada mengatakan, pengamatan hilal dilakukan persis setelah matahari tenggelam pada pukul 17.32 WIB.
"Tinggi hilal 3 derajat 43 menit di atas ufuk, harapannya besar bisa melihat hilal hari ini," jelasnya.
Waktu tenggelam hilal pada pukul 17.47 WIB sehingga terdapat waktu sekitar 14 menit untuk menyaksikan hilal.
Bukit Banjarsari berada di ketinggian 381 meter di atas permukaan laut, terletak sekitar 15 kilometer di sebelah selatan Kota Blitar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.