Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Mencicipi Dapur Difabel, Makan Sekaligus Belajar Bahasa Isyarat

Kompas.com - 05/03/2021, 15:40 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

 

Pengunjung kantin seolah takjub. Dia bertanya bagaimana bahasa isyarat jika ingin memesan kopi.

Etik menunjukkan gestur huruf K seperti beras kencur, namun dengan posisi huruf menghadap ke bawah.

Kemudian tangan bergestur huruf K itu diputar searah jarum jam dua kali.

“Bisa juga secara alfabet, melafalkan kopi pakai jari tangan,” kata Etik.

Warga difabel lebih percaya diri

Kantin itu bernama Dapur Difabel, berada di Jalan Diponegoro, sekitar 200 meter dari Tugu Adipura, ikon Kota Bandar Lampung.

Dapur Difabel yang berada di lingkungan kompleks Kantor PLN Tanjung Karang tersebut baru saja menggelar soft launching dan berdiri dengan bantuan CSR PLN.

“Tempat ini juga sekaligus tempat berinteraksi antara teman-teman difabel dengan warga. Bisa belajar bahasa isyarat juga di sini,” kata Etik yang juga Ketua Sahabat Difabel Lampung (Sadila).

Menu-menu yang menjadi unggulan di Dapur Difabel ini adalah nasi ijo, nasi jahe, nasi kuning daun jeruk yang harganya berkisar Rp 18.000 per porsi.

“Semua dimasak oleh teman-teman difabel. Kami dapat bantuan dampingan dari chef di salah satu hotel di Bandar Lampung,” kata Etik.

Dengan berkecimpung di sektor kuliner yang membutuhkan interaksi itu, Etik mengatakan, diharapkan sekitar 10 – 15 difabel di kantin ini bisa semakin percaya diri dan termotivasi.

Salah satu difabel yang bekerja di Dapur Difabel itu, Nabila Tyasani mengungkapkan, dia sempat tidak percaya diri dalam menghadapi konsumen.

“Sempat deg-degan, ya karena kendala bahasa. Tapi lama-lama jadi terbiasa,” kata Nabila dalam bahasa isyarat yang diterjemahkan Etik.

Berawal dari lontong sayur

General Manager PLN Lampung Pandapotan Manurung mengapresiasi dibukanya Dapur Difabel tersebut, yang bisa membantu warga difabel untuk memaksimalkan potensinya.

Manurung mengatakan, dia mengenal produk dari kaum difabel itu saat membeli lontong sayur yang dipasarkan di media sosial.

“Saya pernah coba lontong sayur mereka, rasanya enak. Lalu saya tanya, di mana tempatnya, ternyata belum ada tempat,” kata Manurung.

Kebetulan, PLN Lampung memiliki bangunan kosong di PLN Unit Tanjung Karang.

“Kenapa tidak dimanfaatkan saja untuk kafe atau kantin. Kebetulan juga ada program CSR PLN Peduli,” kata Manurung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com