Dianggap proyek komersial
Menurut Fajar, MMC sempat tak mendapat sambutan baik dari masyarakat. Berbagai anggapan miring justru datang.
Bahkan, kegiatan penanaman mangrove pernah dianggap hanya proyek komersial.
Akibatnya, masyarakat tidak mau terlibat jika tak mendapat imbalan materi. Ada juga yang menilai, sia-sia menanam mangorve, karena dapat tumbuh dengan sendirinya.
Fajar mengakui, tidak ada seorang pun dari mereka bertiga yang memiliki latar belakang atau kelimuan tentang mangrove.
Sehingga kondisi alam, ombak besar, pasang surut, sedimentasi lumpur dan angin, menjadi kendala di awal-awal kegiatan.
Baca juga: Hiu Paus Terdampar di Kawasan Wisata Mangrove Sekotong, Lombok Barat, Kondisinya Lemas
Bahkan tantangannya jarak tempuh juga. Sebab untuk menuju lokasi penanaman, mereka kadang memikul bibit sejauh ratusan meter.
Meski demikian, semangat mereka tak pernah surut. Secara konsisten MMC tetap menanam mangrove.
Karena keinginan kuat untuk memperbaiki ekosistem pesisir menjadi bahan bakar yang tak tergoyahkan.
“Tanggapan negatif maysarakat diakali dengan diskusi. Kendala pengetahuan diatasi dengan perbanyak membaca buku dan penelurusan internet. Hasilnya, 85 persen bibit yang ditanam berhasil tumbuh,” yakin Fajar.
Wadah edukasi masyarakat
Salah satu upaya penanggulangan abrasi pantai adalah dengan melakukan konservasi mangrove.
Namun untuk menjaga konservasi itu tetap berkesinambungan harus ada sebuah wadah. Pada posisi itu, hadir Mempawah Mangrove Conservation.
“Dalam upaya konservasi, kami memerlukan sebuah wadah atau organisasi yang berkelanjutan, bukan hanya untuk saat ini, tapi kita harus berkelanjutan dan mengedukasi masyarakat,” jelas Fajar.
Baca juga: Atasi Abrasi dengan Mangrove, Taraf Hidup Masyarakat Ikut Meningkat
Kegiatan kampanye dan edukasi menyasar generasi muda dan pelajar. Diharapkan, dengan pengetahuan tentang lingkungan yang mumpuni, akan lahir kesadaran untuk menghargai dan merawat lingkungan.
Bentuk kampanye mereka adalah dengan mendatangi sekolah-sekolah, memberikan edukasi dan sosialisasi ke pelajar.
“Pendekatan langsung ke pelajar lebih diutamakan, sebab mereka adalah generasi penerus yang memungkinkan pelestarisan alam dan mengrove berkseinambungan sejak tahun 2012 lalu,” terang Fajar.