Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gunung Api Purba Nglanggeran Kembangkan Lalat untuk Urai sampah

Kompas.com - 30/11/2020, 15:56 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Dua bulan pengembangan, hasil dari penjualan larva cukup baik. Penghasilan yang didapatkan mencapai Rp 1.600.000 perbulan.

Hal ini cukup baik dan bisa menutupi kekurangan biaya pengolahan sampah.

Ke depan pihaknya mengajak masyarakat sekitar untuk ikut mengembangkan maggot di rumah masing-masing, sampahnya disuplai oleh BUMDes.

“Sudah ada permintaan dari pelanggan untuk dikirim 600 kilogram per minggu, tetapi karena jumlah sampah kami terbatas, dan kedepan kami juga mengajak masyarakat untuk bergabung ada sekitar 22 orang yang siap,” ucap Nasrudin.

Baca juga: Serangan Lebah, Pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran Ditutup Sementara

Salah satu petugas di pengelolaan sampah Nglanggeran, Wantirah mengatakan sampah yang berasal dari 130 KK di Kalurahan Nglanggeran masuk ke TPAS. Sampah organik dan non-organik dipisahkan.

Untuk sampah non organik seperti plastik dan besi sudah ada pengepul yang datang.

Sementara untuk sampah organik digunakan untuk pengembangan larva (maggot) dari lalat BSF.

Untuk pengembangan larva pun menurut dia cukup mudah, karena lalat indukan dibiarkan menghasilkan telur.

Telur akan dipisahkan dari indukan, dan nantinya setelah berusia 10 hari akan diletakkan dalam sampah organik untuk pakannya.

Baca juga: Tumpukan Sampah Kayu dan Bambu di Kali Bekasi Disebut Tak Pernah Dibersihkan

Sebagian larva digunakan untuk dikembangkan menjadi lalat, dan sebagian lainnya dijual untuk pakan ternak.

“Untuk sampah organik yang dihasilkan sampai kekurangan, kami sampai membeli limbah susu untuk pengembangan maggot,” ucap Wantirah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com