Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padukan 2 Tari, Cara Suku Dayak Kenyah Bercerita soal Perang dan Damai

Kompas.com - 11/11/2020, 17:45 WIB
Zakarias Demon Daton,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Venny Floranssia, gadis asal Desa Lekaq Kidau, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, meliuk-liuk lembut.

Alunan tubuhnya bergerak dinamis. Gerak tangan dan kaki mengikuti alunan musik sape. Ia perlahan naik ke atas gong.

Dua tangannya memegang bulu-bulu burung enggang. Tatapannya terus ia arahkan ke penonton sambil tersenyum tipis.

Baca juga: Punahnya 2 Tradisi Suku Dayak Kenyah karena Perkembangan Zaman

Venny, begitu ia disapa, lengkap menggunakan pakaian adat Dayak Kenyah. Venny sedang memperagakan tarian kancet ledo.

Tak lama berselang muncul dua lelaki lengkap dengan balutan pakaian adat menari menghampirinya.

Venny Floranssia yang diperebutkan dua lelaki saat mempertunjukan tarian kancet papatai di lamin Desa Lekaq Kidau, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kaltim, Sabtu (7/11/2020). KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON Venny Floranssia yang diperebutkan dua lelaki saat mempertunjukan tarian kancet papatai di lamin Desa Lekaq Kidau, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kaltim, Sabtu (7/11/2020).

Kedua lelaki itu memegang mandau sambil sesekali mengeluarkan suara pekikan. Mereka dikisahkan memperebutkan gadis cantik yang menari di atas gong.

Dua lelaki ini sedang mempertunjukan tarian kancet papatai.

Perpaduan dua tarian ini asal suku Dayak Kenyah, sedang dipertunjukan di lamin atau aula Desa Lekaq Kidau, Sabtu (7/11/2020).

Baca juga: Mengenal Ritual Lemiwa Suku Dayak Kenyah yang Dipercayai Mengusir Virus Corona

Pjs Kepala Desa Lekaq Kidau, Adang, menuturkan kolaborasi tarian ini menceritakan dua lelaki tersebut sedang merebut wanita yang menari di atas gong.

Perkelahian dipicu karena semua lelaki ingin memilikinya, sebab pesonanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com