SAMARINDA, KOMPAS.com – Venny Floranssia, gadis asal Desa Lekaq Kidau, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, meliuk-liuk lembut.
Alunan tubuhnya bergerak dinamis. Gerak tangan dan kaki mengikuti alunan musik sape. Ia perlahan naik ke atas gong.
Dua tangannya memegang bulu-bulu burung enggang. Tatapannya terus ia arahkan ke penonton sambil tersenyum tipis.
Baca juga: Punahnya 2 Tradisi Suku Dayak Kenyah karena Perkembangan Zaman
Venny, begitu ia disapa, lengkap menggunakan pakaian adat Dayak Kenyah. Venny sedang memperagakan tarian kancet ledo.
Tak lama berselang muncul dua lelaki lengkap dengan balutan pakaian adat menari menghampirinya.
Kedua lelaki itu memegang mandau sambil sesekali mengeluarkan suara pekikan. Mereka dikisahkan memperebutkan gadis cantik yang menari di atas gong.
Dua lelaki ini sedang mempertunjukan tarian kancet papatai.
Perpaduan dua tarian ini asal suku Dayak Kenyah, sedang dipertunjukan di lamin atau aula Desa Lekaq Kidau, Sabtu (7/11/2020).
Baca juga: Mengenal Ritual Lemiwa Suku Dayak Kenyah yang Dipercayai Mengusir Virus Corona
Pjs Kepala Desa Lekaq Kidau, Adang, menuturkan kolaborasi tarian ini menceritakan dua lelaki tersebut sedang merebut wanita yang menari di atas gong.
Perkelahian dipicu karena semua lelaki ingin memilikinya, sebab pesonanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.