Zul harus menaiki dan menuruni lembah untuk menuju lokasi itu. Rombongannya juga menyeberangi sungai yang jernih.
"Naik turun lembah, menyeberangi banyak sungai dengan air yang demikian jernih dan dingin membuat diri serasa di surga. Tapi setelah tujuh jam jalan kaki, yang paling melegakan adalah melihat ada kampung di ujung rimba," kata Zul.
Masyarakat di Dusun Matemega, Desa Marente, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa menyambut rombongan Gubernur NTB dengan penuh suka cita.
Desa Marente yang teletak di ketinggian 560 mdpl itu juga terkenal sebagai kawasan penghasil kopi dan madu hutan.
Beberapa produk kopi luwak robusta dan madu hutan sumbawa berlabel Matemega Sumbawa sudah sohor diperjualbelikan di sejumlah toko online dan offline.
Namun, masyarakat di kawasan itu masih hidup di tengah keterbatasan infrastruktur. Desa Marente tak memiliki penerangan saat malam hari karena belum dijangkau listrik PLN.
Baca juga: Tidak Kena Tilang, Belasan Pelanggar Lalu Lintas Disuruh Shalat Gaib di Pinggir Jalan
“Ada 18 usulan kepada Pak Gubernur, salah satunya masalah listrik, yang sangat kita butuhkan,” katanya.
Menurut Khairuddin, listrik menjadi kebutuhan paling mendesak bagi warga desa.
“Mohon secepatnya di tindak lanjuti pak Gubernur,” kata Khairuddin.
Bang Zul menanggapi permintaan itu. Ia akan mendorong pembangunan infrastruktur untuk membuat Desa Marente bisa diterangi selama 24 jam.
“Insya Allah tahun 2021, listrik di Matemega dan sekitarnya akan menyala 24 jam, mohon doa bapak ibu semua,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.