Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Guru yang Mengajar di Desa Tanpa Daratan, Pernah 9 Bulan Tak Digaji

Kompas.com - 08/10/2020, 09:00 WIB
Zakarias Demon Daton,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Perjalanan Hery menjadi guru di desa ini berliku. Ia masuk ke desa tanpa daratan ini pada tahun 1997.

Hery hanya seorang santri lulusan pasantren di Muara Muntai, Kutai Kertenagara.

“Setelah lulus ustaz saya minta mengajar ngaji di sini. Saya ikut saja,” kenangnya.

Saat itu, lanjutnya, Desa Muara Enggelam masih dusun belum menjadi desa.

“Awal datang tidak betah. Tapi coba bertahan saja. Setelah satu tahun ternyata dapat istri di sini,” cerita dia.

Setahun setelah menikah, Hery ikut tes pembukaan guru honorer kontrak oleh Pemkab Kutai Kertanegara.

Ia terpilih dan ditempatkan di Dusun Kuyung, Desa Sebemban, Kecamatan Muara.

“Di sana tidak ada listrik. Hanya pakai genset. Malam pukul 9 sudah mati,” kenang dia.

Di Dusun Kuyung, Hery dipinjamkan rumah oleh seorang tokoh masyarakat setempat.

Di rumah itu Hery tinggal bersama sang istri.

“Waktu itu gaji saya Rp 200.000,” ungkap Hery.

Setahun lebih mengajar di dusun tanpa listrik, Hery minta pindah kembali ke desa semula tanpa daratan.

Sekitar tahun 2000, ia bersama istri pindah ke Desa Muara Enggelam.

Dua tahun setelah di Desa Enggelam, gaji Hery naik menjadi Rp 325.000.

Untuk memenuhi keluarga, Hery dibantu istri bekerja membersihkan ikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com