Latar belakang dari kerjasama ini adalah intensitas konflik harimau sumatera dan manusia yang sering terjadi di Provinsi Riau.
Tingginya ancaman perburuan dan aktivitas ilegal, perubahan dan degradasi serta fragmentasi habitat yang terjadi.
Sebagai akibat dari menyempitnya habitat karena peralihan kawasan menjadi perkebunan, pemukiman dan hutan tamaman industri (HTI), sehingga area jelajahnya menjadi terbatas dan sebagian besar berada di luar kawasan konservasi.
Kasus kematian satwa liar terkhusus harimau sumatera beberapa kali terjadi terutama disebabkan karena kegiatan perburuan dengan pemasangan jerat satwa.
Disamping kematian, juga menimbulkan adanya luka yang perlu penanganan secara medis.
"Upaya untuk melakukan pencegahan yang saat ini dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan operasi atau patroli sisir jerat secara rutin," sebut Suharyono.
Dengan melihat permasalahan yang terjadi selama ini terhadap Harimau Sumatera, lanjut dia, maka pembangunan pusat konservasi harimau sumatera di Provinsi Riau harus segera direalisasikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.