Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riau Segera Punya Pusat Konservasi Harimau Sumatera

Kompas.com - 30/07/2020, 06:16 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kabar menggembirakan pada perayaan hari harimau sedunia atau Global Tiger Day yang jatuh pada hari ini, Rabu (29/7/2020).

Ya, kabar gembira itu adalah Provinsi Riau akan segera memiliki pusat konservasi harimau sumatera.

Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah bekerja sama dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo untuk pembangunan pusat konservasi harimau sumatera di Riau.

Baca juga: Harimau Sumatera yang Masuk Permukiman Warga Berhasil Ditangkap

Kerja sama ini ditandatangani hari ini di Kantor Arsari Djojohadikusumo di Jakarta.

Perjanjian kerja sama itu disaksikan Dirjen KSDAE, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian LHK. 

Kepala BBKSDA Riau Suharyono menyampaikan, pusat konservasi harimau sumatera akan dibangun di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Giam Siak Kecil (GSK) di Desa Tasik Betung, Kecamatan Sungai Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Dari Kota Pekanbaru ke GSK ini dengan jarak tempuh lebih kurang tiga jam.

"Areal ini juga meliputi Suaka Margasatwa (SM) Bukit Batu, Desa Temiang, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis," sebut Suharyono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Harimau Sumatera Masuk Perangkap BKSDA di Solok, Induknya Masih Dicari

Keunggulan dari pusat konservasi ini, sambung dia, adalah lokasi yang berada di dalam zona inti Cagar Biosfer Giam Siak Kecil, yang memiliki kurang lebih 200.000  hektar Hutan Primer Rawa Gambut.

Kemudian, populasi satwa mangsa yang melimpah, dan dukungan pemerintah daerah.

Adapun kemanfaatan yang ingin dicapai, kelestarian dan peningkatan populasi harimau sumatera, sebagai tempat pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan, peluang usaha ekonomi bagi masyarakat sekitar, dan kegiatan ekowisata atau wisata terbatas.

Suharyono menyatakan, kerjasama pembangunan pusat konservasi harimau sumatera ini dilakukan terutama untuk konservasi spesies dan habitat harimau sumatera, khususnya pada habitat ekosistem rawa gambut.

 

Konflik harimau dan manusia

Latar belakang dari kerjasama ini adalah intensitas konflik harimau sumatera dan manusia yang sering terjadi di Provinsi Riau.

Tingginya ancaman perburuan dan aktivitas ilegal, perubahan dan degradasi serta fragmentasi habitat yang terjadi.

Sebagai akibat dari menyempitnya habitat karena peralihan kawasan menjadi perkebunan, pemukiman dan hutan tamaman industri (HTI), sehingga area jelajahnya menjadi terbatas dan sebagian besar berada di luar kawasan konservasi.

Kasus kematian satwa liar terkhusus harimau sumatera beberapa kali terjadi terutama disebabkan karena kegiatan perburuan dengan pemasangan jerat satwa.

Disamping kematian, juga menimbulkan adanya luka yang perlu penanganan secara medis.

"Upaya untuk melakukan pencegahan yang saat ini dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan operasi atau patroli sisir jerat secara rutin," sebut Suharyono.

Dengan melihat permasalahan yang terjadi selama ini terhadap Harimau Sumatera, lanjut dia, maka pembangunan pusat konservasi harimau sumatera di Provinsi Riau harus segera direalisasikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com