Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Orangtua Hadapi Anak Selama Sekolah Ditutup, dari Kecanduan Game Online hingga Lupa Pulang

Kompas.com - 17/07/2020, 10:33 WIB
Taufiqurrahman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Sunarmi sempat berpikir akan memondokkan anaknya ke pesantren agar bisa mendapatkan pendidikan yang baik.

Namun, pikirannya berubah karena terbebani biaya pendidikannya. Sunarmi mengurus anaknya sendirian setelah ditinggal suaminya.

Selama tiga bulan lebih, Sunarmi merasa kawatir dengan nasib pendidikan dan masa depan anaknya.

Ketika ada ibu-ibu yang mengajak untuk ujuk rasa ke sekolah menuntut agar sekolah dibuka kembali, dirinya langsung setuju.

"Saya takut anak saya bodoh, makanya saya ikut menuntut sekolah dibuka lagi," ungkap dia.

Baca juga: Polisi Kesulitan Lacak Pelaku yang Diduga Hina Agama Saat Bermain PUBG Mobile

Tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya secara online, hanya diterima anaknya di awal-awal sekolah ditutup karena pandemi.

Namun, belakangan pembelajaran itu sudah tidak pernah dilakukan. Guru di sekolahnya sudah tidak pernah mengirimkan tugas.

Sunarmi juga sering tidak punya uang untuk membeli paket data internet. Kalaupun ada data internet, sering cepat habis dipakai bermain game oleh anaknya.

Junariyah, wali murid lainnya di SD Tebul Barat, juga merasakan kesulitan mengontrol anaknya yang sudah tidak masuk sekolah selama hampir 4 bulan.

Sehari-hari kegiatan anaknya lebih banyak dihabiskan dengan bermain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com