Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papua Waspada Corona Gelombang Kedua dan Stigma Penyakit Kutukan Tuhan

Kompas.com - 30/06/2020, 15:05 WIB
Rachmawati

Editor

Fasilitas dan tenaga medis tak memadai

Innah menambahkan meski hingga kini belum ada laporan kasus Covid-19 di Nduga, namun pemerintah daerah telah mengantisipasi agar pandemi tak menyebar di wilayah itu, dengan melarang pesawat masuk ke Nduga, kecuali pesawat kargo sejak 18 Maret silam.

Namun begitu, sama seperti wilayah lain di Papua, keterbatasan fasilitas sarana kesehatan menjadi kendala di Nduga.

Innah menjelaskan, hingga kini kabupaten itu belum memiliki ventilator untuk menangani pasien Covid-19, sehingga jika ada pasien positif Covid-19 mereka terpaksa dirawat di rumah sakit rujukan di Jayawijaya.

Sementara, hingga kini hanya ada empat dokter di Nduga, terdiri dari dua orang dokter umum dan dua orang dokter spesialis.

Baca juga: Update Corona di Papua: Total 142 Kasus Positif, Satgas Minim Data dari Nduga

"Tenaga analis dan tenaga gizi kurang, yang ada hanya perawat dan bidan yang jumlahnya agak banyak. Tetapi tenaga lainnya itu kami kesulitan," kata dia.

Dia menambahkan, untuk melakukan tes reaksi rantai polimerase (PCR) petugas medis harus mengirimkan sampel ke Jayapura untuk mendapatkan hasilnya.

Hasmi, pakar epidemiliogi dari Univeristas Cendrawasih menjelaskan hingga Mei silam, pengetesan PCR di Papua hanya bisa dilakukan di Litbangkes Jayapura.

Namun pada Mei silam, tiga fasilitas tes lain mulai beroperasi, yakni di Jayawijaya, Mimika dan Biak.

Baca juga: Pasien Positif Covid-19 Meninggal di Mimika, Gugus Tugas: Penyakit Bawannya Diabetes

Petugas gabungan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengenakan masker di Taman Imbi, Jayapura, Papua, Senin (18/5/2020) ANTARA FOTO/Gusti Tanat Petugas gabungan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengenakan masker di Taman Imbi, Jayapura, Papua, Senin (18/5/2020)
"Alat tes sudah ada, tinggal dites, dikarantina. Saat ini yang jadi kendala begitu dinyatakan positif ada tantangan di masyarakat yang nggak mau diisolasi, nggak mau dikarantina, ini tantangan besar," kata Hasmi.

Kendala fasilitas dan tenaga medis juga dialami oleh provinsi Papua Barat.

Dr Victor Eka Nugrahaputra dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat menjelaskan kini sudah ada penambahan tiga fasilitas tes di Papua Barat yang mempermudah proses pengujian.

Tiga bulan lalu, belum ada satupun unit PCR di Papua Barat, kecuali sebagai tes cepat molukuler (TCM) untuk TBC.

Perangkat tes ini kemudian secara bertahap dilengkapi dengan cartridge sehingga sudah bisa menggunakan TCM untuk diagnositk Covid-19.

Baca juga: Total 127 Pasien Positif Covid-19 Sembuh di Mimika, Tenaga Medis Diapresiasi

"Sebelumnya kita harus kirim ke Makassar, atau Jakarta, atau Jayapura," ujar Victor.

"Ke depan bisa prediksi tantangan akan lebih berat, daya dukung harus lebih merata. Sekarang sudah tersedia di Manokwari, Bintuni, Sorong itu daerah-daerah yang diperkuat ketersediaannya," imbuhnya kemudian.

Betapapun, kata Victor, yang harus diwaspadai ke depan terkait penambahan kasus di Papua Barat adalah ketersediaan fasilitas tenaga medis yang minim.

"Saya melihat pandemi ini batu uji hasil kerja keras bertahun-tahun membangun sistem dan subsistem kesehatan. Ketika harus mengakui bahwa sistem dan subsistem belum cukup kuat, harus ada terobosan-terobosan," kata dia.

Baca juga: 3 Pejabat di Pemda Mimika Positif Virus Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com