Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papua Waspada Corona Gelombang Kedua dan Stigma Penyakit Kutukan Tuhan

Kompas.com - 30/06/2020, 15:05 WIB
Rachmawati

Editor

'Penyakit kutukan Tuhan'

Hasmi menjelaskan, banyak warga Papua yang belum teredukasi dengan baik terkait Covid-19. Justru, stigma yang ditimbulkan penyakit ini membuat warga ketakutan.

"Karena ini penyakit baru, takutnya ada stigma dari masyarakat dan mereka dijauhi kemudian dikatakan jadi pembawa penyakit sehingga ketakutannya luar biasa," ungkap Hasmi.

Senada, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga, Innah Gwijangge menyebut masih banyak penduduk di Nduga yang memiliki stigma bahwa Covid-19 adalah kutukan Tuhan.

Sebagian masyarakat, kata Innah, juga merasa tidak akan kena Covid-19 karena menganggap diri mereka orang Papua yang identik dengan fisik yang kuat.

Stigma-stigma ini, akunya, menyulitkan dalam penanganan Covid-19 di Nduga.

Baca juga: Pelanggar PSDD di Timika, Dihukum Push Up hingga Jalani Rapid Test

"Stigma masyarakat tentang Covid-19 adalah hukuman Tuhan, kami sampaikan bahwa terjadi pandemi di seluruh dunia, ini bukan sebagai penyakit kutukan Tuhan tapi virus yang mudah sekali menyebar sehingga kami harus selalu waspada," kata dia.

Innah menjelaskan, perubahan perilaku masyarakat di masa pandemi menjadi tantangan tersendiri.

"Berkaitan dengan kultur dan budaya masyarakat Nduga, kalau tidak memberikan salam, itu dianggap kita marah sehingga kita berikan edukasi kalau beri salam kepada keluarga yang bertemu wajib cuci tangan gunakan sabun atau alat pembersih tangan," kata dia.

Baca juga: Angka Kesembuhan Pasien Positif Covid-19 di Mimika Capai 72,4 Persen

Kendala lain, kata dia, dengan kondisi geografis berupa pegunungan, transportasi menjadi kendala tersendiri yang dialami pemerintah kabupaten Nduga.

Dia menjelaskan, hanya dua distrik di Nduga yang bisa dijangkau via darat. Sementara 11 distrik lain hanya bisa dijangkau via transportasi udara.

"Itu yang membuat kami terkendala lakukan penanganan," kata dia.

Solusi yang dilakukan adalah dengan menyediakan puskesmas udara untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan helikopter yang disewa dengan nilai yang tak sedikit.

Baca juga: Ibu-ibu Blokade Jalan Menuju Kota Timika karena Belum Dapat Bantuan Sembako

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com