Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Lengkap Pemerkosaan Sejenis di Rumah Ibadah, Korban Dipaksa hingga Digerebek Warga

Kompas.com - 06/03/2020, 06:01 WIB
Candra Setia Budi

Editor

Semuanya dilakukan dalam keadaan terpaksa karena korban sebenarnya tidak menyukai hubungan seks tersebut.

"Dari pengakuan korban ada empat kali tindakan pencabulan dilakukan. Itu semua dalam keadaan terpaksa," katanya yang dihubungi Kompas.com, Rabu (4/3/2020).

Baca juga: Pengakuan Anak Pemerkosaan Sejenis di Rumah Ibadah, 4 Kali Dicabuli dalam Keadaan Terpaksa

 

6. Kenal melalui medsos

Besri mengatakan, ROP mengenal tersangka dari media sosial setahun yang lalu.

Perkenalan ROP dan tersangka ini, berawal dari korban sering curhat di media sosial dan akhirnya berteman dengan tersangka.

"Korban mengenal EPS dari medsos dan kemudian bertemu. Kejadiannya sekitar satu tahun lalu," kata Besri.

Baca juga: Bocah 13 Tahun Korban Pemerkosaan Sejenis di Rumah Ibadah Kenal Tersangka di Medsos

 

7. Tersangka dipastikan miliki perilaku seks menyimpang

Akibat kejadian itu, kata Besri, korban mengalami trauma sehingga dilakukan trauma healing oleh tim psikolog yang dibawa Dinas PPPA.

Besri menyebut korban bukanlah memiliki kelainan seks menyimpang karena dalam keadaan terpaksa melakukan hubungan seks tersebut.

"Namun untuk tersangka hampir dipastikan memiliki perilaku seks menyimpang karena menyukai seks dengan sesama jenis," tegasnya.

Baca juga: 5 Fakta Pemerkosaan Sejenis di Tempat Ibadah, Berawal Menumpang Menginap hingga Diserahkan Warga ke Polisi

 

8. Korban dari kelaurga broken home

IlustrasiThinkstockphotos.com Ilustrasi

Besri mengatakan, ROP korban pemerkosaan di rumah ibadah di Solok, berasal dari keluarga bermasalah.

Ibunya berada di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan, dan ayahnya menikah lagi dengan perempuan lain.

"ROP ini berasal dari keluarga "broken". Ayah dan ibunya pisah. Dia tinggal bersama kakak tirinya," katanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/3/2020).

Akibat kondisi itu, kata Bersi, ROP menjadi kurang terperhatikan dan putus sekolah.

Baca juga: Empat Tersangka Pemerkosaan Siswi SMA di Maluku Diserahkan ke Jaksa

 

Sumber: KOMPAS.com: Kontributor Padang, Perdana Putra | Editor: Abba Gabrillin, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com