PADANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA) Sumbar, Besri Rahmad mengatakan jika ROP (13), anak laki-laki korban pemerkosaan di rumah ibadah di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, berasal dari keluarga bermasalah.
Hal itu disampaikan Besri Rahmad saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/3/2020).
Ibu ROP berada di luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan dan ayahnya menikah lagi dengan perempuan lain.
"ROP ini berasal dari keluarga "broken". Ayah dan ibunya pisah. Dia tinggal bersama kakak tirinya," kata Besri Rahmad.
Besri mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim ke Kabupaten Solok untuk menelusuri kasus pemerkosaan anak yang melibatkan hubungan sesama jenis tersebut.
Baca juga: Pengakuan Korban Pemerkosaan Anak di Rumah Ibadah, 4 Kali Dicabuli dalam Keadaan Terpaksa
Dalam tim yang dipimpinnya, Besri membawa psikolog untuk memberikan trauma healing bagi korban yang sedang mengalami trauma akibat kejadian itu.
Besri mengatakan akibat kondisi itu, ROP menjadi kurang terperhatikan dan putus sekolah.
Dari pengakuannya, kata Besri, ROP juga sering curhat di media sosial dan akhirnya berteman dengan tersangka EPS (23).
"Korban mengenal EPS dari medsos dan kemudian bertemu. Kejadiannya sekitar satu tahun lalu," kata Besri.