Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Mahasiswa Meninggal Saat Diksar Mapala, Dipukuli Senior hingga Panitia Sebut Kegiatan Sesuai Standar

Kompas.com - 02/10/2019, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Aga Tria Tahta (19), mahasiswa jurusan Sosiologi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Lampung (Unila) meninggal, saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) UKM Pecinta Lama Cakrawala di Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Minggu (29/9/2019) pagi.

Dua hari sebelum meninggal, Aga  sempat pingsan saaat ikut diksar yang dilaksanakan selama empat hari.

Oleh panitia, Aga disiram air agar sadar. Lalu mereka naik ke lokasi diksar dengan motor dan bermalam di Desa Cikoak, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran.

Sekitar pukul 10.00 WIB, Aga kembali pingsan. Ia kemudian dibawa ke RS Bumi Waras oleh panitia diksar.

Baca juga: Mahasiswa Meninggal Saat Diksar, UKM Cakrawala Terancam Dibekukan

Sekitar pukul 14.00 WIB, panitia menghubungi keluarga dan mengabarkan Aga meninggal.

Jenazah diantar ke rumah duka sekitar pukul 18.30 WIB.

Pihak keluarga mengatakan, Aga sempat izin mengikuti demo selama dua hari di gedung DPRD Provinsi Lampung.

Setelah demo, Aga kemudian berencana mengikuti kegiatan diksar mapala. Namun keluarga tidak memberikan surat izin.

Diksar mapala tersebut diikuti 13 mahasiswa, 12 peserta adalah angkatan 2019 dan 1 orang peserta angkatan 2018,

Baca juga: 2 Peserta Diksar Mapala UKM Cakrawala Dirawat Setelah Dipukuli Senior

 

2 peserta diksar mapala dirawat di rumah sakit

Frans Salsa Romando (19), salah satu peserta diksar UKM Cakrawala FISIP Unila dirawat di RS Bintang Amin, Bandar Lampung, Senin (30/9/2019) malam. Selain Frans, satu orang lain yakni Muhammad Aldi Darmawan (18) juga masih dirawat di RS Bhayangkara Polda Lampung.KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Frans Salsa Romando (19), salah satu peserta diksar UKM Cakrawala FISIP Unila dirawat di RS Bintang Amin, Bandar Lampung, Senin (30/9/2019) malam. Selain Frans, satu orang lain yakni Muhammad Aldi Darmawan (18) juga masih dirawat di RS Bhayangkara Polda Lampung.
Muhammad Aldi Darmawan (18) dan Fans Salsa Romando (19), rekan Aga sesama peserta diksar mapala Universitas Lampung mendapat perawatan intensif di rumah sakit.

Aldi dirawat di RS Bhayangkara Polda Lampung, sedangkan Frans dirawat di RS Bintang Amin, Bandar Lampung.

Kapolres Pesawaran AKBP Popon AS mengatakan, keduanya mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya.

“Dugaannya hampir sama dengan yang dialami almarhum. Rencananya Kasatreskrim akan investigasi lebih lanjut lagi untuk mengumpulkan barang bukti,” katanya saat dihubungi, Senin (30/9/2019) malam.

Baca juga: Selain 1 Peserta Tewas, Diksar Mapala Juga Membuat 2 Peserta Dirawat di RS

Ia mengatakan, kepolisian tidak menerima surat pemberitahuan terkait diksar mapala.

Kasus tersebut diketahui setelah ada laporan dari keluarga Aga yang tewas saat diksar.

“Kami fokus ke penyebab kematian almarhum. Jika ada tindak kekerasan berarti ada unsur pidana. Bahkan jika ada unsur kelalaian, panitia bisa kena, apalagi ini ada korban,” katanya.

Baca juga: Identifikasi Sementara, Ada Lebam di Tubuh Mahasiswa yang Tewas Saat Diksar Mapala

 

Dipukuli senior, panitia sebut diksar sesuai standar

Muhammad Aldi Darmawan (18) dan Fans Salsa Romando (19) peserta diksar UKM Cakrawala FISIP Unila terbaring lemah di RS Bhayangkara, Senin (30/9/2019) malam. Selain menyebabkan satu orang meninggal dunia, diksar UKM pecinta alam itu juga menyebabkan dua peserta lain harus dirawat di rumah sakit.KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Muhammad Aldi Darmawan (18) dan Fans Salsa Romando (19) peserta diksar UKM Cakrawala FISIP Unila terbaring lemah di RS Bhayangkara, Senin (30/9/2019) malam. Selain menyebabkan satu orang meninggal dunia, diksar UKM pecinta alam itu juga menyebabkan dua peserta lain harus dirawat di rumah sakit.
Nita (23), kakak Aldi mengatakan dia dihubungi pemilik kos yang mengabarkan kondisi adiknya tidak sehat.

Saat disambangi, Nita keget melihat tubuh adeknya lecet dan bagian pipi lebam hingga sulit bicara.

Kepada kakaknya, Aaldi bercerita ia mendapatkan perlakuan kasar saat ikut diksar.

Hal senada juga diceritakan Jumiati (43), ibu Frans.

Frans sempat pingsan saat dibawa ke RS Bintang Amin sekitar pukul 12.00 WIB.

Kepadanya, Frans menceritakan selama diksar berlangsung, dia mendapat perlakuan kasar dari senior UKM Cakrawala.

“Katanya, dia (Frans) dipukul, disabet. Selama lima hari juga hanya makan nasi putih. Jadi, perutnya sakit,” kata Jumiati.

Baca juga: Mahasiswa UIN Tewas Saat Ikuti Diksar Menwa, Polisi Periksa 4 Orang Saksi

Alumnus UKM Cakrawala, Perdiansyah mewakili panitia pelaksana mengatakan pelaksanaan diksar sudah dilakukan sesuai SOP, termasuk saat melakukan penanganan medis.

Ia menjelaskan, Aga sempat pingsan dua kali pada Kamis (26/9/2019) dan Minggu (29/9/2019).

Perdiansyah menyebut Aga kelelahan.

“Saat jatuh yang pertama sudah ada upaya penanganan medis dari panitia. Kemudian, saat persiapan pelantikan pada Minggu pagi, korban jatuh lagi dan oleh panitia dievakuasi ke pemukiman warga. Setelah itu dibawa ke rumah sakit,” kata Perdianysah, Senin (30/9/2019).

Baca juga: Polisi Selidiki Kematian Mahasiswa Saat Diksar Pecinta Alam

Sementara itu, pengurus UKM Cakrawala, Shyntia Claudia mengatakan, pelaksanaan diksar tersebut sudah sesuai standar yang telah ditentukan sebelumnya.

Diksar tersebut mencakup pelatihan mental dan fisik.

“Kegiatan fisik seperti push up. Kegiatan ini sudah sesuai standar diksar pecinta alam lainnya, tujuannya agar bisa menghadapi dan beradaptasi terhadap kondisi alam,” katanya.

Baca juga: Fakta Kematian Mahasiswa Unila Saat Diksar Mapala, Sempat Izin Ikut Demo hingga Diduga Kelelahan

 

Ada lebam di tubuh Aga

Ilustrasi jenazah. Ilustrasi jenazah.
Kapolres Pesawaran AKBP Popon AS mengatakan petugas menunggu hasil visum e repertum karena keluarga menolak otopsi.

“Kita kan inginnya otopsi. Tapi pihak keluarga menolak untuk diotopsi,” katanya.

Aga adalah anak pasangan Denny Muhtadin (53) dan Rosdiana (52).

Menurut Popon dari hasil identifikasi sementara, diketahui ada luka lebam di tubuh jenazah.

Ada dua jenis lebam, yaitu lebam mayat dan lebam yang diduga hasil kekerasan.

“Itu masih dugaan, kami masih menunggu hasil visum. Kami akan mendalami kasus ini,” katanya.

Sementara itu, orangtua almarhum Aga mengaku sudah mengikhlaskan kematian anaknya itu.

Denny, ayah Aga mengatakan menolak jasad anaknya diotopsi. Namun pihak keluarga tetap menuntut agar kasus ini diusut tuntas.

Baca juga: Satu Mahasiswa FISIP Unila Meninggal Saat Ikut Diksar UKM Pecinta Alam

 

Terancam dibekukan

Wakil Dekan III FISIP Unila, Dadang Karya Bakti memastikan pihak dekanat akan menyelidiki kasus meninggalnya Aga saat mengikuti pendidikan diksar UKM pecinta alam Cakrawala.

Pihaknya akan meminta keterangan dari para peserta dan panitia.

Terkait izin kegiatan, Dadang mengatakan, panitia sudah mengajukan izin meski secara lisan. Untuk izin tertulis, pihaknya masih memeriksa berkas.

“UKM Cakrawala sudah 23 kali melaksanakan diksar dan selama ini sudah berjalan sesuai SOP,” kata Dadang, Selasa (1/10/2019).

Jika memang terbukti ada kelalaian dari panitia, menurut Dadang, Fakultas akan memberikan sanksi dan sanksi terberat adalah membekukan UKM tersebut.

Baca juga: Mahasiswa UIN Tewas Saat Ikuti Diksar Menwa, Polisi Periksa 4 Orang Saksi

SUMBER: KOMPAS.com (Tri Purna Jaya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com