Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penyelamatan Kopral Margono di Teluk Wondama Tahun 196i, Diabadikan Menjadi Nama Bandara

Kompas.com - 21/08/2019, 07:03 WIB
Rachmawati

Editor

“Saat tiba di sana dia (Margono) takut jadi dia angkat tangan, dia bilang jangan bunuh saya. Tapi polisi Suabey bilang kita ke mari ini bukan untuk membunuh tapi kita amankan sesuai perintah dari Soekarno, “ tutur Mbari.

Baca juga: Ganjar Pranowo Jamin Keamanan Anak Papua di Jawa Tengah

Dan akhirnya Kopral Margono dievakuasi ke Wasior dengan berjalan kaki selama lebih kurang 2 minggu.

Kitong jalan dari Urere kita bermalam di jalan. Kita bikin para-para (tandu) untuk bantu dipikul. Jalan sampai rasa capek kita istrirahat sampai tembus di Ambumi (sekarang ibu kota Distrik Kuri Wamesa). Baru bawa dengan perahu ke Wasior, “ ujar ayah 11 orang anak ini.

Setelah mendapat perawatan beberapa hari di Wasior, Kopral Margono akhirnya dijemput dengan pesawat Cessna di Bandara Wasior ke Manokwari dan selanjutnya ke Jakarta.

Sejak saat itu bandara di Teluk Wondama diberi nama Bandara Margono untuk mengenang penyelamatan sang prajurit.

Kepada warga yang telah menolong dirinya, Kopral Margono kala itu berpesan bahwa dirinya akan melapor ke Presiden Soekarno dan atasannya agar memberikan imbalan bagi warga Wondama yang telah menyelamatkan nyawanya.

Baca juga: Polda Jatim Usut Kasus Ucapan Rasialis terhadap Mahasiswa Papua

“Tapi sampai saat ini saya belum terima apapun, tapi tidak masalah yang penting kami amankan selamatkan dia saja,“ujar pria yang lahir pada 11 Agustus 1945 ini.

Kini di masa tuanya, Mbari tidak menuntut apapun atas perjuangannya menyelamatkan Kopral Margono.

Diapun tidak mempersoalkan kendati perjuangan mereka menyelamatkan nyawa prajurit Indonesia tidak pernah dikenang dalam sejarah, bahkan nama mereka pun tidak pernah diabadikan sebagai seorang pejuang.

“Saya tidak terima ada penghargaan atau yang lainnya. Saat itu kita banyak orang tapi banyak yang sudah mati. Kami tidak menuntut, pemerintah mau ingat kah tidak kah, nanti Tuhan yang kasih imbalan kepada kita, karena kita hanya ingin dia selamat, “ ucap Mbari.

Baca juga: Bupati Madiun Undang Makan Malam dan Berjoget Bersama Warga Papua

Bagi Mbari termasuk pula Obet Sabernao, apa yang mereka lakukan itu sebagai wujud kasih terhadap sesama manusia. Sekaligus sebagai bentuk rasa cinta terhadap Tanah Air Indonesia.

“Saya harap Bangsa Indonesia semakin maju dan sejahtera sehingga bisa perhatikan masyarakat kecil seperti saya ini yang hidup masih susah,“ pungkas Mbari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com