Anggota TNI itu adalah Kopral Margono.
Obet secara tak sengaja menemukan Margono saat dalam perjalanan berburu ke hutan. Awalnya anjing milik Obet menggonggong berulang kali saat melihat tubuh Kopral Margono tersangkut di atas pohon melinjo atau dalam bahasa lokal disebut pohon genemo.
“Dia tergantung di atas dia tidak bisa berpegangan karena dahan genemo itu lombo (lembek). Dia tergantung sampai muka ini hitam karena darah turun. Kemungkinan sudah tergantung selama satu minggu,“ kata Mbari.
Baca juga: Mahasiswa Papua Minta Penyebar Hoaks Penyebab Kerusuhan Ditangkap
Mendengar ada anjing menggonggong, Kopral Margono kemudian berteriak minta tolong. Obet mendekat dan hendak menolong. Namun dia mengurungkan niatnya lantaran melihat si tentara dalam posisi memegang senjata laras panjang. Obet takut dan memilih menjauh.
Namun hatinya tidak tega setelah mendengar teriakan minta tolong. Dia kembali lagi. Tetap saja masih ada rasa takut sehingga dia kembali mundur. Sampai kali ketiga barulah Obet memberanikan diri untuk menolong.
“Langsung Obet bilang, bapa nanti saya tolong tapi saya takut jangan tembak saya. Margono jawab, senjata ini nanti saya buang ke bawah. Langsung dia buang senjata ke bawah itu yang Obet dia berani untuk tebang genemo," cerita Mbari.
Setelah diselamatkan oleh Obet, Margono berusaha berdiri, namun dia justru pingsan. Nafasnya berhenti berdetak. Obet sempat mengira si tentara meninggal.
Baca juga: Diiringi Lagu “Tanah Papua”, Kapolres Ogan Ilir Bersilatuhrahmi dengan Mahasiswa Unsri Asal Papua
Namun beberapa saat kemudian dia siuman lantas meminta air karena merasa sangat kehausan. Tapi di dekat tempat itu tidak ada sumber air. Ada kali namun jaraknya lumayan jauh.
“Margono bilang air apa saja. Di dekat situ ada kubangan tempat babi biasa mandi. Obet ambil air bekas babi main itu untuk diberikan kepada Kopral Margono langsung dia minum dan rasa agak enakan,“ lanjut Mbari.
Obet lantas memapah Kopral Margono dan membawanya pulang ke rumah. Dia pun dirawat dengan baik layaknya keluarga sendiri.
“Dia amankan Margono sampai dirumah. Baru dia kasih tahu ke Margono, bapak kita jauh dari kota jadi tidak ada gula tidak ada beras. Tapi Margono bilang, apa yang kamu makan itu saya makan yang penting saya selamat,“ cerita Mbari.
Obet kemudian mengirim utusan turun ke Kota Wasior untuk melaporkan penemuan Kopral Margono.
Baca juga: Pesan Sultan untuk Mahasiswa Papua di Yogyakarta: Semua Anak Bangsa
Utusan yang dikirim Obet Sabarnao lantas menyampaikan pesan itu kepada Mbari yang pada saat itu merupakan anggota Hansip Desa Tandia (sekarang Tandia sudah dimekarkan menjadi 3 kampung).
“Langsung saya ke Wasior bertemu polisi Suabey, Petrus Suabey (kepala pos polisi di kota Wasior),“ ucap Mbari.
Segera setelah mendapat berita itu, Petrus Suabey membentuk tim untuk melakukan penjemputan Kopral Margono ke Urere. Tim yang dipimpin Suabey bersama beberapa orang lain termasuk Mbari sendiri kemudian berangkat ke Urere dengan berjalan kaki selama satu minggu.