Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Daftar Penampakan, Penemuan hingga Konflik Warga dengan Harimau Sumatera

Kompas.com - 29/05/2019, 13:18 WIB
Oryza Pasaribu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PADANG LAWAS, KOMPAS.com - Pihak Badan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah III Padangsidempuan mencatat, sepanjang 2019 ada tiga kali gangguan antara harimau dan warga di Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara.

Dua diantaranya, dalam bentuk penyerangan langsung kepada warga yang menyebabkan satu korban meninggal dan satu luka-luka.

"Dari catatan dan laporan yang kita terima, sepanjang Tahun 2019 hingga Bulan Mei ini ada tiga kali gangguan harimau yang terjadi di wilayah Kabupaten Palas," ungkap Kepala BBKSDA Wilayah III Padangsidempuan Gunawan Alza, Selasa (28/5/2019).

Dia menerangkan, sebelum kejadian penyerangan yang menyebabkan satu warga meninggal dunia di Desa Siraisan, Kecamatan Ulu Barumun dan satu warga luka-luka di Desa Pagaranbira, Kecamatan Sosopan, Padang Lawas, Minggu (26/5/2019).

Baca juga: Ini 4 Penyebab Harimau Sumatera Serang Warga di Pemukiman

 

Sekitar pertengahan Maret 2019 lalu, warga ada melaporkan penampakan harimau sedang berada di areal perkebunan milik masyarakat.

Tak hanya itu, harimau juga dikabarkan sempat memangsa dua ekor kambing peliharaan warga.

"Saat itu, kami langsung menindaklanjutinya dengan menurunkan tim. Hasilnya, kami ada menemukan jejak kakinya disekitar areal yang disebut warga," kata Gunawan.

Selang beberapa hari berikutnya, pihaknya kembali mendapat laporan dari warga. Waktu itu, kata Gunawan, laporan tersebut disertai foto dan video penampakan harimau yang sempat diambil warga.

"Mendapat laporan tersebut, kami kembali lagi ke lokasi yang dimaksud, namun kami kembali hanya menemukan jejak saja. Dan tidak menemukan harimaunya. Hanya saja, ada bukti foto dan video yang sempat diambil warga," tukasnya.

Dia menegaskan, untuk kasus konflik harimau di wilayahnya, baru kali ini yang sampai memakan korban jiwa dan menyebabkan warga luka-luka.

Baca juga: Harimau Sumatera yang Serang Warga Dipancing Keluar dengan Umpan Kambing

"Untuk yang serius sampai memakan korban jiwa dan luka-luka baru kali ini. Dan untuk sebelumnya hanya penampakan dan penemuan saja," jelasnya.

Untuk lokasi kejadian, Gunawan menerangkan, jaraknya masih berdekatan antara kejadian penemuan hingga terjadinya penyerangan.

"Hanya antar desa saja, dan kebetulan masing-masing desa berada di perbatasan kecamatan di Kabupaten Palas. Dan sifat harimau memang selalu bergerak," katanya.

Kasus konflik harimau vs warga

Pihaknya juga mencatat, selain kasus konflik langsung antar warga dengan harimau, penemuan harimau juga sudah beberapa kali terjadi di daerah sekitar.

Sebelumnya, pada Juli 2017 lalu, dua ekor harimau ditemukan di Desa Sihaporas, Kecamatan Sosopan.

Pertama, satu ekor ditemukan dalam kondisi lemas di sekitar areal kebun warga dan akhirnya mati saat hendak dievakuasi. Dua hari kemudian, masih disekitar lokasi yang sama, warga kembali menemukan jasad satu ekor harimau.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi fisik, banyak ditemukan telur lalat di bagian tubuh harimau. Dan saat diserahkan ke pihak BKSDA, petugas tidak lagi menemukan sepasang taring dan kumis harimau tersebut.

Baca juga: Harimau Sumatera yang Ditemukan Terjerat di Riau Sudah Bisa Makan dan Minum Sendiri

Kemudian pada April 2016, satu ekor anak harimau ditemukan terperangkap di dalam lubang jebakan milik warga di Desa Banua Tonga, Kecamatan Sosopan.

Beruntung, anak harimau tersebut berhasil dievakuasi pihak BKSDA bersama tim dari Sumatra Rainforest Indonesia.

Kemudian, dibawa ke Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), sebuah areal perlindungan seluas 23 hektar, yang berada di dekat kawasan konservasi Suaka Margasatwa Barumun, Desa Batunanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara.

Selain di Kabupaten Padang Lawas, kasus penampakan hingga konflik antar warga dengan harimau juga terjadi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Mandailing Natal (Madina).

Baca juga: Pembunuh Harimau Sumatera Divonis 3 Tahun Penjara, Ini Kata BBKSDA Riau

Yaitu pada Februari 2019 lalu, pihak BBKSDA mendapat laporan adanya penampakan tiga ekor harimau yang turun ke pemukiman warga dan menyebabkan konflik di Dusun Sibatang Garut, Desa Parsuluman, Kecamatan Saipar Dolok Hole (SDH), Tapsel.

Selain berkeliaran dan menyambangi pemukiman, harimau juga memangsa empat ekor kambing dari dalam kandang milik warga.

Dan yang paling memilukan, konflik harimau dengan warga terjadi di Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Madina.

Bermula pada akhir Februari 2018 lalu, seorang warga diserang saat mencari harimau yang meresahkan masyarakat. Akibat dari penyerangan tersebut berujung ketakutan dan kegeraman masyarakat.

Awal Maret 2019, harimau berhasil ditemukan dan dibantai warga. Kondisinya cukup mengenaskan dan tak utuh lagi, banyak bagian tubuh yang diyakini punya nilai jual tinggi hilang. Bahkan, tubuh harimau sempat digantung dan menjadi tontonan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com