Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2019, 05:52 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Terdakwa kasus suap kepengurusan dana alokasi khusus (DAK) Taufik Kurniawan membantah meminta fee sebesar 5 persen dari Kebumen dan Purbalingga. Wakil ketua DPR RI itu merasa tidak pernah sekalipun meminta jatah dari kepengurusan DAK.

Hal itu disampaikan Taufik saat menyampaikan keberatan atas kesaksian mantan Bupati Kebumen M Yahya Fuad dan Bupati Purbalingga non-aktif Tasdi.

Taufik menjelaskan, dalam kasus Kebumen, ia merasa tidak pernah menerima proposal pengajuan DAK dari pemerintah Kabupaten Kebumen, baik di DPR maupun saat berkunjung ke Semarang.

“Saat berkunjung ke saya, bahwa itu inisiatif (Yahya) sendiri. Saya tidak pernah meminta, atau meminta pendekatan ke (anggota DPR) dapil 7. Saat itu, saya sedang pimpin tax amnesty, dan pengesahan APBN Perubahan 2016,” kata Taufik, dalam sidang di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (27/3/2019).

Baca juga: Eks Bupati Yahya Fuad Merasa Tak Diteror dalam Kasus Taufik Kurniawan

Taufik mengatakan, dirinya tidak punya wewenang dan intervensi menggolkan DAK, meski dia sebagai pimpinan DPR. Apalagi, ia mengaku tidak pernah menerima proposal pengajuan.

“Saya tidak pernah terima proposal di tempat kerja saya. Di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) diserahkan ke tempat kerja saya. Sama sekali, saya tidak pernah proposal, termasuk pertemuan di KFC Semarang,” tambahnya.

Selain itu, Taufik juga keberatan telah meminta fee sebesar 5 persen. Dia merasa tidak pernah menjanjikan apapun dan tidak pernah meminta fee atas pekerjaannya.

“Janji 5 persen kami keberatan. Proposal dari pengajuan DAK Kebumen diterima pada 29 Juli 2016, dan itu setelah APBN-P diketok. Tanpa saya atau ada saya itu otomatis pembahasan itu tidak berpengaruh. Saya tidak pernah menjanjikan dan meminta fee,” katanya.

Baca juga: Bupati Purbalingga Non-aktif Ungkap Peran Taufik Kurniawan Loloskan Anggaran DAK

“Tapi kenyataannya meminta lebih 5 persen itu menjual nama saya,” tandasnya.

Dikomplain Taufik, Yahya tetap pada pendiriannya bahwa politisi PAN itu menawarkan dan membantu menguruskan DAK hingga cair Rp 94 miliar pada anggaran perubahan 2016.

“Saya tetap pada keterangan yang mulia," jawab Yahya.

Saat diperiksa di pengadilan, Yahya mengakui sengaja menemui sejumlah anggota DPR dari daerah pemilihan Jateng VII yang meliputi Purbalingga, Kebumen dan Banjarnegara.

Ada 7 anggota DPR yang dimintai tolong, namun bantuan hanya diberikan oleh terdakwa Taufik Kurniawan.

"Saat kunjungan ke Jakarta, saya mampir ke dewan. Saya ketemu Taufik, Romy, Bambang Soesatyo, Utut Adianto. Semua yang dari dapil Kebumen. Saya bilang minta bantuan karena mereka mengambil suara di Kebumen," ujar Yahya.

Baca juga: Kasus Suap, Eks Bupati Kebumen Ungkap Kebiasaan Taufik Kurniawan

"Kalau tidak ada kegiatan (di Jakarta), mampir di kantor (DPR). Saya minta dana membangun jalan. Kebanyakan mereka (anggota DPR) berikan bantuan pertanian. Saat bilang untuk jalan, yang bersedia hanya Pak Taufik," tambahnya.

Taufik sendiri dalam sidang didampingi pengacara kondang Elza Syarief. Taufik dalam sidang mengenakan baju batik coklat, berpeci tampak menyimak keterangan saksi.

Ia didakwa telah menerima suap dari kepengurusan DAK dari Kebumen dan Purbalingga sebesar Rp 4,85 miliar. Saat ini, dia ditahan di rumah tahanan Polda Jawa Tengah. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com