Perselisihan antara Pokmaswas Desa Pasir Putih dan Najib, sang nelayan, terjadi pada pertengahan September 2018 lalu.
Kedua belah pihak saling bantah mengenai siapa yang salah. Salah satu warga anggota Pokmaswas Pasir Putih, Sahari, membantah ada pengeroyokan, persekusi, ataupun kriminalisasi terhadap Najib.
"Tidak ada pengeroyokan, justru dia nyerang saya," kata Sahari.
Sahari mengaku mendapat laporan dari seorang petani bahwa Najib mengambil pasir dari tanah timbul ke rumahnya yang berjarak sekitar 600 meter. Sahari segera mengecek laporan tersebut.
"(Tujuannya) jangan sampai galian itu menimbulkan abrasi dan (air laut) masuk ke sawah orang," kata dia.
Sahari pun memantau di lokasi yang disebutkan petani tersebut. Lalu, dirinya melihat seseorang mengambil pasir dan membawanya ke rumah Najib.
"Sampai halaman Pak Najib, saya tanya ke orang tadi yang bawa, 'Kamu disuruh siapa?' Dia (orang yang membawa pasir) tidak jawab sampai tiga kali," kata dia.
Melihat itu, Najib kemudian keluar ke rumah dan mengatakan pengambilan pasir tersebut atas instruksinya.
"Itu disuruh saya, emang saya takut," kata Sahari, menirukan perkataan Najib.
Menurut Sahari, saat itu Najib langsung menyerangnya. Sahari kemudian mengeluarkan HP dan meminta rekannya untuk memvideokan penyerangan tersebut.
Baca Juga: Kronologi Dugaan "Persekusi" Nelayan Karawang, hingga Bantahan Pengacara Najib
Setelah perkelahian di halaman rumah Najib di Desa Sukajaya, Sahari melaporkan Najib ke polisi.
"Ia berebut (HP) sama teman saya, saya tetap dihajar sama Najib. Saya tangkis," kata dia.
Setelah itu, Sahari melapor ke Polair yang kemudian dilakukan mediasi. "Dimediasi, tapi tidak selesai," ujar dia.