Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Dugaan "Persekusi" Nelayan Karawang, hingga Bantahan Pengacara Najib

Kompas.com - 21/01/2019, 20:27 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Pernyataan cawapres nomor urut dua Sandiaga Uno soal nelayan Karawang yang dipersekusi dan dikriminalisasi dalam debat capres-cawapres Kamis, 17 Januari 2019 lalu kini ramai diperbincangkan masyarakat.
 
Kedua belah pihak yang berseteru dalam kasus pengambilan pasir untuk penanaman mangrove sebagai penahan abrasi pantai, yakni Pokmaswas Desa Pasir Putih dan Najib, sang nelayan, kemudian saling bantah mengenai siapa yang salah.
 
Pokmaswas Pasir Putih bernama Sahari membantah ada pengeroyokan, persekusi ataupun kriminalisasi terhadap Nazibulloh atau Najib (37), sang nelayan. Ia justru mengaku diserang oleh Najib.
 
"Tidak ada pengeroyokan, justru dia nyerang saya," kata Sahari.
 
 
Sahari menceritakan, ia mendapat laporan dari seorang petani yang melaporkan Najib mengambil pasir dari tanah timbul ke rumahnya yang berjarak sekitar 600 meter.
 
Sahari kemudian memeriksanya. "(Tujuannya) jangan sampai galian itu menimbulkan abrasi dan (air laut) masuk ke sawah orang," katanya.
 
Sahari kemudian mengecek laporan tersebut ke lokasi. Beberapa saat kemudian, ia mendapati orang mengambil pasir. Ia pun mengikuti orang tersebut menggunakan sepeda motor.
 
"Sampai halaman Pak Najib, saya tanya ke orang tadi yang bawa, 'Kamu disuruh siapa?' Dia (orang yang membawa pasir) tidak jawab sampai tiga kali," katanya.
 
Sahari menyebut, Najib kemudian keluar ke rumah dan mengatakan pengambilan pasir tersebut atas instruksinya.
 
"Itu disuruh saya, emang saya takut," kata Sahari menirukan perkataan Najib.
 
 
Najib, kata Sahari, kemudian langsung menyerangnya. Sahari kemudian mengeluarkan HP dan meminta rekannya untuk memvideokan penyerangan tersebut.
 
"Ia berebut (HP) sama teman saya, saya tetap dihajar sama Najib. Saya tangkis," katanya.
 
Sepulang dari rumah Najib, Sahari mengaku ditarik oleh masyarakat. Ia pun melapor ke Polair yang kemudian dilakukan mediasi. "Dimediasi tapi tidak selesai," katanya.
 
Kemudian, Najib melapor ke Polsek Cilamaya. Sahari dan bebrapa warga kemudian dipanggil untuk dimintai keterangan.
 
"Kalau hasil visum saya tidak tahu," katanya.
 
 
Sahari mengaku, saat itu ia bermaksud melakukan pembinaan agar aksi Najib tidak diikuti warga lainnya.  Hal ini berkaitan dengan tugasnya sebagai pokmaswas.
 
Ia pun mengaku telah melaporkan kelakuan Najib ke Dinas Perikanan dan Kelautan. Apalagi, pengambilan pasir tersebut sudah dilakukan beberapa kali.
 
"Tadinya saya mau nasehatin," katanya.
 

Pengakuan Sahari dibantah pengacara Najib

 
Pengakuan Sahari tersebut dibantah pengacara Najib, Zaenal Abidin. 
 
Zaenal Abidin, pengacara Nazib dari Senopati 08 menyatakan Najib dipukuli mukanya hingga memar dan babak belur. Kejadian tersebut terjadi pada pertengahan September 2018 dan dilaporkan ke Polsek Cilamaya pada Oktober 2018. 
 
"Dipegangin tangannya, si Sahari mukulin mukanya, hingga bonyok dan babak belur," katanya.
 
 
Menurutnya, merampas hak orang lain juga persekusi. Sehingga, ia memastikan jika pernyataan Sandiaga dalam debat capres-cawapres Kamis pekan kemarin bukanlah hoaks.
 
Apalagi, kata dia, Najib memindahkan pasir untuk menahan abrasi dari tanah garapannya sendiri ke tanah sendiri 
 
"Mindahin pasir dari tanah sendiri ke tanah sendiri kok mencuri. Emang dia punya pabrik," katanya.
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com