Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Pernyataan Sandiaga tentang Persekusi Nelayan di Karawang, Dibantah Bupati hingga Tanggapan Polisi

Kompas.com - 22/01/2019, 11:14 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya membantah pernyataan cawapres Sandiaga Uno tentang dugaan kasus persekusi seorang nelayan di Karawang.

Kapolres menuturkan, kasus yang menimpa Nazibulloh alias Najib sudah selesai dan melalui proses hukum yang transparan.

Sementara itu, Tim Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi membantah kasus persekusi yang dialami Najib adalah hoaks.

Berdasar penelusuran Kompas.com, Najib berselisih paham dengan kelompok Pokmaswas terkait tuduhan mencuri pasir, yang diperuntukkan bagi penanaman mangrove dan sebagai penahan abrasi pantai.

Berikut ini sejumlah fakta kasus Najib di Karawang:

1. Pernyataan Kepala Desa Sukajaya

Kepala Desa Sukajaya Abdul Ghofur (nomor tiga dari kanan).KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Kepala Desa Sukajaya Abdul Ghofur (nomor tiga dari kanan).

Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno sempat menyinggung kasus dugaan persekusi Najib dalam acara debat pilpres di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/1/2019).

Saat itu, Sandiaga mengatakan, seorang nelayan Pasir Putih, Nazibulloh alias Najib, mengalami persekusi. Pernyataan itu segera memicu respons polisi dan pemerintah Desa Sukajaya.

"Persoalan itu sudah ditangani Polsek Cilamaya," kata Kepala Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya, Abdul Ghofur, Senin (21/1/2019).

Ghofur menuturkan, sebelum ditangani polisi, kedua belah pihak yang bertikai sudah dipertemukan untuk berdamai. Namun, usaha tersebut gagal.

"Najib dikumpulkan bersama Pokmaswas, berupaya supaya tidak maju ke hukum. Menjelang Jumatan, deadlock, setelah Jumatan juga. Tidak ada kesepakatan," kata dia.

Baca Juga: Siap-siap, Karawang Bakal Punya Ekowisata Mangrove dan Terumbu Karang

2. Kapolres Karawang bantah ada kasus persekusi

Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya (tengah), Kasatreskrim Polres Karawang AKP Maradona Armin Mappaseng (kanan), dan Kanit PPA Polres Karawang Ipda Herwit Yuanita (kiri) menunjukkan sejumlah barang bukti kasus persetubuhan anak di bawah umur, Rabu (22/11/2018).KOMPAS.com/ FARIDA FARHAN Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya (tengah), Kasatreskrim Polres Karawang AKP Maradona Armin Mappaseng (kanan), dan Kanit PPA Polres Karawang Ipda Herwit Yuanita (kiri) menunjukkan sejumlah barang bukti kasus persetubuhan anak di bawah umur, Rabu (22/11/2018).

Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya membantah telah terjadi kasus persekusi di Karawang.

Slamet menyebut, pengertian persekusi ialah pemaksaan kehendak secara paksa kepada seseorang. Untuk kasus Najib, polisi telah melakukan proses hukum secara transparan.

"Tidak benar ada persekusi atau kriminalisasi terhadap Saudara NJ di wilayah hukum Polres Karawang. Kalaupun ada, silakan dilaporkan kepada aparat penegak hukum, dalam hal ini kepolisian, dan tentunya akan kita proses hukum pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Slamet, Jumat (18/1/2019).

"Terlapor juga ada penasihat hukumnya, dan bisa dipertanggungjawabkan secara hukum," tambah dia.

Baca Juga: Bupati Karawang Ikut Klarifikasi soal Pernyataan Sandiaga Uno di Debat Capres

3. Kronologi perselisihan Najib dan Pokmaswas di Karawang

Ilustrasi perkelahian Ilustrasi perkelahian

Perselisihan antara Pokmaswas Desa Pasir Putih dan Najib, sang nelayan, terjadi pada pertengahan September 2018 lalu.

Kedua belah pihak saling bantah mengenai siapa yang salah. Salah satu warga anggota Pokmaswas Pasir Putih, Sahari, membantah ada pengeroyokan, persekusi, ataupun kriminalisasi terhadap Najib.

"Tidak ada pengeroyokan, justru dia nyerang saya," kata Sahari.

Sahari mengaku mendapat laporan dari seorang petani bahwa Najib mengambil pasir dari tanah timbul ke rumahnya yang berjarak sekitar 600 meter. Sahari segera mengecek laporan tersebut.

"(Tujuannya) jangan sampai galian itu menimbulkan abrasi dan (air laut) masuk ke sawah orang," kata dia.

Sahari pun memantau di lokasi yang disebutkan petani tersebut. Lalu, dirinya melihat seseorang mengambil pasir dan membawanya ke rumah Najib.

"Sampai halaman Pak Najib, saya tanya ke orang tadi yang bawa, 'Kamu disuruh siapa?' Dia (orang yang membawa pasir) tidak jawab sampai tiga kali," kata dia.

Melihat itu, Najib kemudian keluar ke rumah dan mengatakan pengambilan pasir tersebut atas instruksinya.

"Itu disuruh saya, emang saya takut," kata Sahari, menirukan perkataan Najib.

Menurut Sahari, saat itu Najib langsung menyerangnya. Sahari kemudian mengeluarkan HP dan meminta rekannya untuk memvideokan penyerangan tersebut.

Baca Juga: Kronologi Dugaan "Persekusi" Nelayan Karawang, hingga Bantahan Pengacara Najib

4. Usaha mediasi gagal dan berlanjut ke jalur hukum

Ilustrasi olah TKPKOMPAS.com Ilustrasi olah TKP

Setelah perkelahian di halaman rumah Najib di Desa Sukajaya, Sahari melaporkan Najib ke polisi.

"Ia berebut (HP) sama teman saya, saya tetap dihajar sama Najib. Saya tangkis," kata dia.

Setelah itu, Sahari melapor ke Polair yang kemudian dilakukan mediasi. "Dimediasi, tapi tidak selesai," ujar dia.

Sementara itu, Najib juga melapor ke Polsek Cilamaya. Sahari dan beberapa warga kemudian dipanggil untuk dimintai keterangan.

"Kalau hasil visum saya tidak tahu," kata dia.

Sahari mengaku, saat itu ia bermaksud melakukan pembinaan agar aksi Najib tidak diikuti warga lainnya. Hal ini berkaitan dengan tugasnya sebagai pokmaswas.

Baca Juga: Kades Sukajaya Jelaskan soal "Persekusi" Nelayan Karawang yang Disebut Sandiaga

5. Penjelasan Tim Prabowo-Sandi

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo dan Maruf Amin beserta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjabat tangan setelah debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Tema debat pilpres pertama yaitu mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Joko Widodo dan Maruf Amin beserta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjabat tangan setelah debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Tema debat pilpres pertama yaitu mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.

Tim Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi masih bersikukuh telah terjadi persekusi terhadap Najib.

Menurut kuasa hukum Najib, Zaenal Abidin, kliennya dipersekusi oleh panwas nelayan pesisir pantai yang berasal dari instansi pemerintah, pada 26 September 2018.

"Dipegangin tangannya, si Sahari mukulin mukanya, hingga bonyok dan babak belur," kata dia.

Menurut dia, merampas hak orang lain juga persekusi. Karena itu, ia memastikan pernyataan Sandiaga dalam debat capres-cawapres Kamis pekan kemarin bukanlah hoaks.

Baca Juga: BPN Prabowo-Sandi Ungkap Persekusi Nelayan di Karawang Bukan Hoaks

6. Klarifikasi Bupati Karawang terkait pernyataan Sandiaga Uno

Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya (dua dari kanan) dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana (tengah) mengklarifikasi isu persekusi dan kriminalisasi yang terjadi di Karawang, Jumat (18/1/2019).KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya (dua dari kanan) dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana (tengah) mengklarifikasi isu persekusi dan kriminalisasi yang terjadi di Karawang, Jumat (18/1/2019).

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana turut angkat bicara terkait tudingan Sandiaga Uno saat acara debat Pilpres 2019 tersebut.

Cellica menyebutkan, bersama forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) Karawang, ia telah membahas pernyataan cawapres nomor urut 2 Sandiaga Uno saat debat pilpres yang menyebut ada persekusi di Karawang, Kamis (17/1/2018) malam.

"Ada beberapa bahasan yang harus kami jelaskan. Agar tidak terjadi suatu perdebatan atau suatu opini yang sebenarnya tidak benar," kata Cellica di Mapolres Karawang, Jumat (18/1/2019).   

Hanya saja, ia mengaku tidak ingin masuk ke ranah politik. Ia mengklarifikasi opini tersebut lantaran persekusi sudah menjadi perbincangan secara nasional.  

Baca Juga: Bupati Karawang Ikut Klarifikasi soal Pernyataan Sandiaga Uno di Debat Capres

Sumber: KOMPAS.com (Farida Farhan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com