Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Terdampak Kekeringan, Terpaksa Mengais Air dari Pipa Bocor

Kompas.com - 20/08/2018, 16:05 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Kompas TV BMKG mengimbau masyarakat menjaga cadangan air agar tidak terjadi kelangkaan pangan yang mengakibatkan inflasi.

Kepala Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Tirta Handayani, Isnawan Febriyanto mengatakan debit air didaerah saptosari memang kecil.

Baca juga: Ribuan Hektar Sawah di Jawa Barat Alami Kekeringan akibat Kemarau

 

"Bribin memang kurang, kami sudah mengusulkan ke satker untuk menambah pompa air, bulan-bulan ini baru dimulai tender di satker," katanya

Kekeringan meluas

Sementara terpisahKemarau yang hingga kini masih terjadi menyebabkan luasan dampak kekeringan semakin meluas di Kabupaten Gunungkidu. Tercatat dari 144 desa, 55 desa diantaranya dilanda kekurangan air bersih.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, kemarin masuk laporan dari kecamatan Saptosari bahwa ada tiga dusun yang mulai kekeringan.

"Dari laporan Camat Saptosari masuk wilayah kekeringan di Desa Krambilsawit, dusunnya ada di Dusun Sawah 60 Kepala Keluarga (KK), Dusun Pringwulung 70 KK, dan di Dusun Bendo 70 KK, total ada 900 jiwa," kata dia. 

Baca juga: Kekeringan di Kulon Progo, Mbah Urip Susah Payah Menciduk Air Bercampur Lumpur...

Awalnya kecamatan Saptosari tidak masuk area terdampak kekeringan karena jaringan PDAM sudah ada sudah ada. Namun karena pasokan air tidak lancar maka warga Saptosari mulai kesulitan air bersih.

"Awalnya tidak mengajukan, namun karena beberapa (sambungan PDAM) ada yang lancar, ada yang tidak ya jadi beberap titik mengalami kekeringan," kata dia. 

Catatan BPBD, saat ini sebanyak 55 desa, 352 padukuhan, 31.807 kepala keluarga dan 117.116 jiwa di Kabupaten Gunungkidul terdampak kekeringan.

"Untuk dropping memang akan melihat daerah mana yang perlu segera untuk dropping. Kemungkinan laporan kekeringan yang baru masuk akan di-dropping minggu depan, pasalnya jadwal dropping terjadwal setiap minggu," katanya. 

 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com