Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Ribu Warga Gunungkidul Terdampak Kekeringan

Kompas.com - 28/06/2018, 14:46 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kekeringan di wilayah Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, terus meluas tercatat 54 desa, di 11 kecamatan, mengalami kekeringan. Meski sudah terdampak, namun tidak semua wilayah kering total.

PDAM Tirta Handayani mengakui ada kendala distribusi air bersih akibat berbagai kendala yang dihadapi.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Edy Basuki mengatakan, dari data yang ada 54 desa, di 11 kecamatan dengan jumlah jiwa 96.523 jiwa terdampak kekeringan akibat musim kemarau.

Menurut dia di beberapa lokasi masih tersedia air walau sudah mulai berkurang.

Data PDAM Tirta Handayani menyebutkan kekeringan sudah mencapai 54 desa dari sebelumnya 36 desa. Dampak kekeringan dirasakan 31.607 kepala keluarga.

Baca juga: 36 Desa di Gunungkidul Kesulitan Air Bersih

"Tetapi tidak semuanya kering tidak ada air, masyarakat masih bisa mengakses air bersih misalnya PDAM maupun SPAMdes meski tidak setiap hari Memang di wilayah tertentu sudah habis dan tidak memiliki akses air bersih. Seperti di Kecamatan Nglipar, hanya beberapa RT saja pada awal musim kemarau yang mengalami kekeringan," katanya saat dihubungi, Kamis (28/6/2018)

Menurut dia masyarakat sudah terbiasa dengan kekeringan yang dihadapi, sehingga tidak kaget dengan kondisi kemarau panjang. Jika sudah tidak memiliki air bersih, mereka akan mencari sumber air atau membeli air bersih dari tangki swasta yang lewat.

Selain itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kecamatan dan PDAM Tirta Handayani untuk memetakan wilayah mana saja yang mengalami kekeringan paling parah, dan tidak sumber air maupun distribusi dari PDAM.

"Kita memiliki tangki 6 unit yang setiap hari mendistribusikan 24 tangki air bersih ke wilayah terdampak kekeringan. Selain itu, ada 9 kecamatan yang selama ini mengalami kekeringan juga mendistribusikan air bersih," ucapnya.

Baca juga: 5 Kecamatan di Gunungkidul Mulai Alami Kekeringan

Dihubungi terpisah Camat Tepus R Asis Budiarto mengatakan, pihaknya setiap hari melakukan droping air bersih ke sejumlah wilayah yang memang tidak terjangkau dan tidak memiliki akses air bersih terupatama di Desa Tepus dan Sidoarjo.

"Kami setiap hari melakukan droping 5 tangki terutama untuk wilayah yang tidak memiliki sumber air bersih dan juga saluran PDAM,"ucapnya.

Sebenarnya dari 5 desa yang ada di kecamtan Tepus hanya satu desa yang belum tersambung dengan PDAM. Meski demikian diakuinya tidak setiap hari air bersih mengalir ke rumah.

"Dari informasi warga (Air PDAM) sehari mengalir, sehari berhenti. Mereka sudah terbiasa seperti itu. Jadi memang tidak begitu mengkhawatirkan," katanya.

Warga yang sudah kehabisan air bersih membeli air bersih dari tangki swasta isi 5.000 liter, harus membayar harga Rp 120.000 sampai Rp 150.000 per tangki, tergantung jarak.

Baca juga: Kekeringan, 150 Hektar Sawah di Aceh Besar Terancam Gagal Panen

"Untuk mengatasi kekeringan kedepan ada bantuan pengeboran di sumber air wilayah desa Purwodadi. Semoga mampu mengurangi dampak kekeringan saat musim kemarau,"ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com