Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Asmara yang Romantis, Tari Andun Asal Bengkulu

Kompas.com - 08/04/2018, 17:47 WIB
Firmansyah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Alunan kulintang dan rebana secara konstan terus berbunyi ditabuh para ahli. Di tengah lapangan dua pasangan muda-mudi disaksikan ratusan pasang mata tampak menari dengan kedua tangan terbentang laksana elang dengan langkah teratur.

Tari Andun, demikianlah masyarakat adat suku serawai yang mendiami Kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu menyebutnya. Cukup sulit menemukan refrensi berapa usia tari andun, namun suku serawai menyebut ini merupakan seni tari yang mereka miliki.

Tari andun tak dapat dimainkan oleh sembarang orang. Harus memiliki kriteria, mereka dipastikan harus bujang dan gadis atau belum menikah, penari yang berpasangan tidak boleh memiliki hubungan darah atau kerabat. Bila ada yang berbohong soal status maka akan dikenai denda adat.

Baca juga : 20 Penyelam Menari Tari Gandrung di Bawah Laut Selat Bali

Tari ini dahulu kala sebagai media pencarian jodoh bagimasyarakat adat suku serawai.Penari menggunakan kostum sangat sopan. Untuk pria biasanya mengenakan sarung panjang hingga mata kaki, mengenakan peci/atau topi adat. Sementara pakaian mengenakan baju adat atau boleh juga blazer. Sementara untuk perempuan mengenakan kebaya dan selendang penutup kepala.

Sepasang penari berdiri secara berdampingan dibatasi satu meja. Sebelum menari sepasang muda-mudi akan menjura hormat pada tetua. Jika diperhatikan, cukup mudah menari andun. cukup dengan mengembangkan tangan seperti elang terbang, lalu melangkah maju beberapa langkah, kemudian mundur beberapa langkah dan berputar.

"Meski terlihat mudah namun tari andun tetap menjadikan pihak pria sebagai patokan. Bila pria berputar maka, perempuan juga berputar, bila pria melangkah maka perempuan juga melangkah," jelas tokoh masyarakat Desa Penago Baru, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Sailun, Sabtu (7/4/2018).

Baca juga : Biografi Tokoh Dunia: Isadora Duncan, Sang Pionir Tari Modern

Tari andun merupakan media mencari jodoh, maka selama menari kedua belah pihak harus pintar menangkap pesan mata dari lawan jenis.

"Kekuatan tari andun, ada di mata, masing-masing penari akan tahu pesan lirikan mata dari pasangan menarinya," tambah Sailun.

Ia jelaskan makin sering kontak mata terjadi antara kedua penari maka dapat dipastikan ketertarikan keduanya ada.

"Semakin sering kontak mata, maka dipastikan ketertarikan keduanya ada," jelasnya.

Pesan Cinta Pantun Berbalas

Setelah tari andun dilakukan, dan pesan-pesan cinta dilepas melalui kontak mata tidak serta merta pasangan penari dapat langsung berkenalan dan mengungkapkan cinta secara langsung.

"Usai menari andun, maka dilanjutkan dengan saling lempar pantun (berejung), pesan-pesan pantun itu berisikan makna tersirat bahwa masing-masing mempunyai rasa suka dan cinta," beber Sailun.

Tokoh adat serawai Desa Penago Baru lainnya, Girin membenarkan hal itu. Menurut Girin kepiawaian mencari jodoh di masyarakat serawai harus menguasai tari andun dan berejung atau pantun berbalas.

"Tari andun adalah media pertama mereka mencari jodoh, bila dianggap cocok tantangan berikutnya adalah pria harus mampu menyampaikan rasa cinta melalui berpantun dan akan dibalas oleh perempuan," tambah Girin.

Baca juga : Di Banyuwangi, Warga Gelar Tari Padang Ulan Saat Supermoon meski Mendung

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com