SUMBAWA, KOMPAS.com- Lonceng Istana Bala Puti berdentang nyaring sebanyak enam kali, Jumat (28/10/2022) sekitar pukul 05.30 Wita.
Lonceng dibunyikan menjelang acara Mudzakarah Rea Lembaga Adat Tana Samawa.
Juru Ara atau petugas yang menyampaikan pesan melalui pengeras suara, segera melaksanakan tugas yang disebut dengan Bakao.
Ketika proses bakao dilakukan, suara Juru Ara terdengar menggema di seantero Kota Sumbawa.
Baca juga: Tangis Ibu di Sumbawa, Anaknya Menjadi Korban Pencabulan dan Berhenti Sekolah, Sang Suami Depresi
Menurut Ketua Panitia pelaksanaan Mudzakarah Rea, Syukri Rahmat, Bakao adalah tradisi menyampaikan informasi kepada masyarakat perihal pelaksanaan acara besar yaitu Mudzakarah Rea (Besar) Lembaga Adat Tana Samawa yang dilaksanakan oleh petugas (Juru Ara).
"Tradisi Bakao sudah ada sejak dulu, saat masa kejayaan Kesultanan Sumbawa," kata Syukri.
Baca juga: Pelajar SMP di Sumbawa Diduga Dicabuli Lebih dari 1 Pelaku, Diketahui Saat Petugas Lakukan Razia
Kaum perempuan terlihat menawan dengan batedung tuntang (penutup kepala berupa kain khas Sumbawa), sedangkan kaum lelaki tampak bersahaja dalam balutan baju koko, sarung dan peci.
Di pelataran Istana Dalam Loka, para perempuan memulai kegiatan bagonteng yaitu menabuh lesung dengan alu yang telah dihias sedemian rupa.
Tabuhan alu terdengar bersahut-sahutan menghasilkan alunan irama yang khas.
"Dalam tradisi masyarakat Sumbawa, bagonteng merupakan pertanda tama boat atau dimulainya suatu acara besar. Tradisi bagonteng kini diangkat kembali sebagai pertanda dimulainya perhelatan besar Tau Samawa (Orang Sumbawa), yakni Mudzakarah Rea Lembaga Adat Tana Samawa," kata Syukri Rahmat.
Baca juga: Kantongi 11 Poket Sabu Seberat 15,27 Gram, Pria di Sumbawa Dibekuk