SUMBAWA, KOMPAS.com- S (43), seorang ibu di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) tak kuasa menahan air mata saat menceritakan kondisi putrinya berinisial D (15) yang menjadi korban pencabulan.
D kini mengalami trauma dan tak mau bersekolah karena diduga dirundung oleh teman-temannya. Tak hanya itu, sang suami pun ikut depresi.
"Dampak peristiwa itu membuat saya dan suami terpukul. Bahkan suami saya depresi. Setiap kali melihat putrinya, suami ingin memukul," kata S, Selasa (25/10/2022).
Suaminya yang bekerja sebagai nelayan juga tidak mau lagi melaut.
Baca juga: Pelajar SMP di Sumbawa Diperkosa 3 Pemuda, Terbongkar Usai Korban Mengaku ke Ibunya
Saat melaporkan kasus pemerkosaan anaknya pada bulan April 2022 di Polsek Plampang, D masih duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Karena diduga dirundung teman-temannya di sekolah setelah kejadian itu, D tidak mau lagi pergi sekolah.
S berusaha membujuk anaknya agar mau pergi ke sekolah, tapi tidak berhasil. Hingga S menemui kepala sekolah agar anaknya bisa mengikuti proses ujian sekolah di rumah.
"Syukur pihak sekolah membantu kami agar D ujian di rumah. Dan saat pengumuman, anak saya bisa lulus," kata S.
Baca juga: Kantongi 11 Poket Sabu Seberat 15,27 Gram, Pria di Sumbawa Dibekuk
Ketika itu, ia membujuk D supaya bisa melanjutkan pendidikan ke bangku SMA. Namun sang anak tidak mau.
D malu dan tidak ingin lagi bertemu dengan teman yang sama dan mendapat perundungan sebagai perempuan nakal.
Kini, D banyak menghabiskan waktu di rumah. Ia kerap murung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.