Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluh Para Pahlawan Olimpiade Tokyo 2020

Kompas.com - 08/08/2021, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Kesuksesan tak diraih dengan berpangku tangan.

Kalimat tersebut tepat mewakili kisah perjalanan para pahlawan Olimpiade.

Mayoritas masyarakat berdecak kagum mengetahui bonus dan hadiah yang diterima oleh para atlet Olimpiade Tokyo 2020.

Namun, publik sebaiknya juga tahu bahwa untuk mencapai hasil tersebut, para atlet tersebut harus bermandi peluh, bahkan sejak kecil.

Berikut kisah-kisah perjuangan para atlet pahlawan Olimpiade Tokyo 2020:

Baca juga: Tangis Bahagia Orangtua Windy Cantika, Peraih Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020: Sempat Enggak Percaya

Cerita raket usang dengan tali senar putus

Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil mendapatkan medali emas di olimpiade 2020ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil mendapatkan medali emas di olimpiade 2020

Mata Apriyani kecil berbinar-binar ketika melihat ayah dan ibunya bermain bulu tangkis di halaman rumah.

Siapa sangka, sekitar 20 tahun kemudian, gadis kecil asal Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara itu menjadi peraih emas pada cabang badminton di Olimpiade Tokyo 2020.

Salah satu orang yang paling berjasa dalam perjuangan Apriyani adalah almarhumah ibunya, Siti Jauhar.

Menurut ayah Apriyani, Ameruddin, sang ibu selalu mendampingi putrinya itu bertanding bahkan ketika masih di level junior.

"Ibunya bahkan beberapa kali harus menggadai perhiasannya agar Ani bisa terus bermain," kenang sang ayah.

Baca juga: Ayah Apriyani Rahayu Ketiban Untung, Dapat Rp 100 Juta dan Rumah Usai Anaknya Sukses di Olimpiade

Ameruddin mengatakan, untuk kali pertama, Apriyani berkenalan dengan bulu tangkis lewat sebuah raket kayu buatan sang ayah.

Saat itu usia Ani, sapaan Apriyani, masih tiga tahun.

"Jadi saat pertama mencoba olahraga ini, Ani menggunakan raket yang saya buat dari kayu dengan dengan shuttlecock terbuat dari jerami," tutur Amerudin.

Keinginan Apriyani untuk memiliki raket sungguhan kian menggebu ketika dirinya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Jika tidak mendapatkan raket, Apriyani kecil akan menangis.

"Kalau tidak dikasih raket, dia menangis," kenang Ameruddin.

Sang ayah yang saat itu tidak bisa membelikan raket bagus, akhirnya memberi Ani sebuah raket usang dengan tali senar yang putus.

Tapi hal itu tak menyurutkan langkah Ani berlatih bulu tangkis.

Baca juga: Deretan Prestasi Windy Cantika, Lifter 19 Tahun Pembuka Keran Medali Indonesia di Olimpiade Tokyo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

10 Kuliner Salatiga yang Legendaris, Ada Enting-enting Gepuk

Regional
Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Curi Sepeda Motor Petani, 2 Pria di Sumba Timur Ditangkap Polisi

Regional
Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Kapolda Riau: Tak Ada lagi yang Namanya Kampung Narkoba, Sikat Habis Itu

Regional
Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Saksikan Pertandingan Timnas U-23 Lawan Korsel, Ibunda Pratama Arhan Mengaku Senam Jantung

Regional
Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Kisah Ernando Ari, Dididik ala Militer hingga Jadi Kiper Jagoan Timnas Indonesia

Regional
Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Tak Berizin, Aktivitas Pengerukan Pasir oleh PT LIS di Lamongan Dihentikan

Regional
Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mengaku Dilempar Pisau oleh Oknum Polisi

Regional
Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Dianggap Bertindak Asusila, PNS dan Honorer Bangka Barat Jalani Pemeriksaan Etik

Regional
Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com