Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Disabilitas Ditolak Masuk SD, Ganjar Angkat Bicara

Kompas.com - 11/08/2020, 22:39 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyampaikan, Pemerintah Provinsi Jateng sudah berkoordinasi dengan Pemkab Blora untuk mencarikan solusi terbaik atas permasalahan  gadis penyandang disabilitas, Alenda Primavea Dewi (11) yang kesulitan melanjutkan studi ke pendidikan formal.

"Pemkab Blora sudah dihubungi Pemprov Jateng via Dinsos," kata Ganjar saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Selasa (11/8/2020).

Menurut Ganjar, keterbatasan fisik bukanlah menjadi suatu penghalang seseorang untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Baca juga: Ditolak Masuk SD, Bocah Disabilitas Ini Tulis Surat Menyentuh untuk Ganjar

Dengan kata lain, anak berkebutuhan khusus pun bisa menempuh jalur pendidikan di sekolah reguler dan tak harus di Sekolah Luar Biasa (SLB).

Salah satunya dengan mewujudkan sekolah inklusif.

Pendidikan Inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengatur agar difabel  dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.

Alenda Primavea Dewi (11) di rumah kontrakan orang tuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.DOKUMEN KELUARGA VEA Alenda Primavea Dewi (11) di rumah kontrakan orang tuanya di Kelurahan Bangkle, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali difabel.

Prinsip utama yang dipegang sekolah inklusi adalah bahwa setiap anak bernilai sama, diperlakukan dengan respek, dan memberi ruang untuk belajar yang setara.

Baca juga: Jokowi Teken PP, Wajibkan Proses Peradilan Ramah Disabilitas

Artinya, anak dengan kebutuhan khusus tidak lagi harus bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan bisa berinteraksi dengan anak lainnya di sekolah inklusi.

"Dik Vea bisa sekolah di pendidikan formal. SD nya bisa jadi sekolah inklusif seperti di Purworejo," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com